REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menelusuri adanya informasi temuan dari pemerintah pusat terkait dengan kluster pembelajaran tatap muka (PTM). Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi, pihaknya langsung melakukan penelusuran terkait 149 sekolah yang masuk dalam data Kemendikbudristek pekan ini.
Dedi mengatakan, Disdik Jabar sudah mengecek di lapangan terkait data tersebut. Tahun ini, ada peningkatan sesuai data dapodik, dari total 5.033 sekolah, ada 1.295 sekolah yang melakukan PTM.
"Kami sudah cek lewat pengawasan dan cabang dinas di berbagai daerah, tidak ada satu pun klaster PTM. Akhirnya kami coba mengecek ke jejaring dari sumber yang ada. Ternyata sumber itu setelah dibuka dan diklik tidak muncul datanya," ujar Dedi ditemui pada Gebyar Vaksinasi Disabilitas Kota Bandung, di SLBN Cicendo, akhir pekan ini.
Dedi lalu mengkonfirmasi ke Pusdatin dan Kemendikbud. "Ternyata telah terjadi miss-comunication," imbuhnya.
Dedi menjelaskan, yang dimaksud dengan klaster bukan ada kluster PTM. Melainkan, ada data peserta didik pernah Covid-19 yang mengikuti PTM. "Jadi ini miss-communication. Jadi kami sampaikan kepada publik bahwa tidak ada klaster PTM dan mohon doanya jangan sampai ada kluster PTM di Jabar," katanya.
Namun, kata Dedi, kalau ditemukan kasus Covid-19 di klaster PTM, pertama sekolah harus melakukan tindakan segera. Yang kedua menutup sementara. "Dan ketiga, setelah menutup sementara terus disemprot disinfektan, maka silakan buka kembali," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaporkan ada ribuan kasus baru terjadi pada sekolah-sekolah yang melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka.
Kemendikbudristek menjelaskan ada 1.303 klaster Covid-19 terjadi pada saat proses PTM digelar di sekolah-sekolah tanah air. Di antaranya, sebanyak 149 sekolah ada di Jabar.