Sunday, 19 Syawwal 1445 / 28 April 2024

Sunday, 19 Syawwal 1445 / 28 April 2024

Ketua DPD RI Minta TNI AL Perkuat Sistem Keamanan Laut

Ahad 26 Sep 2021 18:57 WIB

Red: Gita Amanda

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta TNI Angkatan Laut (AL) untuk memperkuat sistem keamanan di jalur laut.  (ilustrasi).

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta TNI Angkatan Laut (AL) untuk memperkuat sistem keamanan di jalur laut. (ilustrasi).

Foto: DPD
TNI AL harus mengantisipasi timbulnya gangguan keamanan pada jalur laut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta TNI Angkatan Laut (AL) untuk memperkuat sistem keamanan di jalur laut. AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam keterangannya di Jakarta Ahad (26/9), mengatakan TNI AL harus mengantisipasi timbulnya gangguan keamanan pada jalur laut yang berpotensi mengancam ketahanan dan pertahanan nasional.

Termasuk juga, katanya, untuk mengantisipasi masuknya narkoba melalui jalur perairan karena selama ini penyelundupan barang haram ini dari luar negeri yang masuk ke Indonesia mayoritas melalui jalur laut. "Saya meminta kepada pemerintah untuk memperkuat sistem keamanan laut. TNI AL harus diperkuat sebagai upaya pertahanan jalur laut dari berbagai ancaman gangguan keamanan nasional, juga ancaman penyelundupan narkoba yang 90 persen menggunakan jalur laut melalui jalur-jalur perairan strategisnya," katanya.

Baca Juga

Luas total perairan Indonesia sebesar 6,4 juta km persegi, di antaranya seluas 3,1 juta kilometer (km) persegi berupa perairan pedalaman dan perairan kepulauan. Hal itu, menurut LaNyalla, menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi ancaman penyelundupan narkoba. Oleh sebab itu, kekuatan pertahanan maritim disebut menjadi kunci utama.

"Indonesia ini merupakan negara kepulauan. Maka saya menilai pertahanan kemaritiman kita harus diperkuat. Luasnya lautan kita membuat potensi ancaman terhadap keamanan nasional menjadi semakin besar," kata LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu menilai sistem keamanan yang terpadu secara sinergis dengan berbagai pihak terkait, terutama untuk operasi di pelabuhan-pelabuhan kecil yang sangat rawan dan minim peralatan pendeteksian harus menjadi prioritas perhatian. Menurut dia, peralatan deteksi keamanan yang minim kerap kali dianggap sebagai celah oleh pihak-pihak yang ingin merusak pertahanan keamanan Indonesia melalui jalur laut.

"Lemahnya sistem cegah tangkal di beberapa pelabuhan karena peralatan minim membuat berbagai macam kejahatan laut kerap kali terjadi. Saya kira penting bagi pemerintah untuk memperhatikan hal ini dan memiliki komitmen besar untuk memperkuatnya," ucap LaNyalla.

Beberapa waktu lalu, melalui operasi laut interdiksi terpadu di Pelabuhan Ujung Baru, Dermaga 103, Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, selama 12 hari petugas berhasil mencegah 122 kilogram narkoba masuk ke Indonesia.Selain itu, petugas juga menemukan dua pelanggaran kepabeanan. Pengungkapan kasus narkoba ini lakukan di kawasan Selat Sulawesi dan Selat Malaka.

Sumber : antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler