REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca yang diselenggarakan oleh Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi) dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) pertehangan September lalu menghasilkan sejumlah gagasan penting untuk ditindaklanjuti melalui kebijakan dan langkah nyata.
Upaya tindak lanjut tersebut antaralain: (1) perlunya sosialisasi kebijakan sebagaimana yang dimuat dalam Panduan Teknis Pengembangan Kapasitas Literasi ke semua Kepala Dinas PMD kabaupaten/kota se-Indonesia; (2) memasilitasi pengembangan kapasitas literasi desa.
Kedua hal penting perlu dilakukan sesegera mungkin agar masyarakat desa semakin menyadari pentingnya peningkatan kemampuan literasi sebagai upaya membangun masyarakat tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupan, baik berkaitan dengan dampak pandemi ke semua segi kehidupan maupun sebagai modal untuk menghadapi persoalan kehidupan di era digital. Demikian hasil kesimpulan diskusi pengurus Yagemi, Jumat (24/9).
“Sebanyak 60.000 lebih desa yang belum disentuh oleh perbukuan, kita perlu melakukan terobosan langkah besar untuk mengadakan buku di seluruh rumah tangga di negeri ini,” kata Ketua Yagemi Firdaus Oemar dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (26/9).
Ia menambahkan, sistem yang disebut Gerakan Desa Membaca Buku Masuk Rumah telah diuji melalui percobaan di Desa Saok Laweh, Sumatera Barat. “Dan berdasarkan hasil penelitian Mahasiswa Universitas Andalas, ternyata buku tersebut memang benar-benar dibaca, dan bahkan ada yang memanfaatkan buku tersebut sehingga kualitas hasil pertanian mereka meningkat,” tuturnya.
Sehubungan dengan itu, kata Firdaus, menghadapi situasi sekarang, di mana seluruh lapisan masyarakat merasakan dampak pandemi dan sekaligus beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban di era digital, masyarakat perlu meningkatkan kemampuan literasi. Hal itu agar mereka mampu membangun ketangguhan mulai dari rumah tangga, apalagi setiap saat masyarakat disuguhi berita-berita hoax. “Untuk itu, kita berharap Kementerian Desa dapat menasionalkan gerakan ini dengan memanfaatkan dana desa. Untuk kebutuhan pengadaan buku masuk rumah ini hanya memerlukan 0,00-sekian persen dari alokasi dana desa”, ungkap Firdaus.
Pada acara symposium tersebut, Taufik Madjid selaku sekretaris jenderal Kemendes PDT & Transmigrasi menyatakan Kementrian Desa PDT & Transmigrasi siap dan selalu akan mendukung program-program yang membangkitkan literasi dari desa seperti yang telah dilakukan oleh Yagemi melalui Program Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah. “Untuk mendukung program ini, dana desa dapat dipakai karena ini sejalan dengan program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama di pedesaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, hal ini juga sejalan dengan amanat UU Desa Nomor 6 Tahun 2014, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa. “Kita perlu upaya-upaya yang terintegrasi, masing-masing pemangku kepentingan perlu berkolaborasi sehingga program ini mencapai sasaran. Gerakan ini juga sejalan dengan Perpres Pembangunan Berkelanjutan dengan sasaran program desa tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, pertumbuhan yang merata tanpa kesenjangan,” paparnya.
Ketua Komisi X DPR RI, Saiful Huda yang juga menjadi narasumber dalam symposium tersebut mengatakan, sebagai wakil rakyat yang peduli dan pencita literasi, ia mendorong agar desa-desa memiliki kemauan kuat untuk mengalokasikan dana desa melalui pendirian perpustakaan bergerak seperti sistem Pustaka Bergilir-Buku Masuk Rumah ini.
“Sistem yang telah diinisiasi oleh Yagemi ini sangat penting sekali kita dukung. Persoalan kita adalah akses terhadap buku. Apabila buku sudah ada di rumah, menurut saya, tidak ada ceritanya buku yang sudah ada di rumah itu tidak dibaca. Pasti dibaca, jika bukunya ada. Buku sangat menginspirasi dan sekaligus menjadi motivasi. Langkah ini menjadi penting mengingat keberadaan anak-anak saat ini akan menjadi point penting di masa mendatang,” kata Saiful Huda.
Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal mengatakan, program Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah ini dapat dikatakan sebagai senjata baru untuk melawan Covid-19 dan serangan berita-berita hoaks. “Program ini perlu kita dukung karena sejalan dengan program pemerintah menuju masyarakat tangguh,” ujarnya.
Moderator acara Zaim Uchrowi di akhir acara menyimpulkan, “Literasi bangkit dari pedesaan dan apa yang disampaikan oleh semua narasumber menunjukkan komitmen kita semua untuk membangun sumber daya manusia dimulai dari pedesaan. Yagemi telah mengetuk pintu, dan Kementerian Desa PDT & Transmigrasi telah membuka pintu, serta DPR pun telah mendorong semua pihak untuk turut mendukung. Kita berharap, program ini dapat berjalan lancar.”