REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Badan Antariksa Amerika (NASA) merilis sejumlah gambar terbaru yang dari roket sistem peluncuran ruang angkasa (SLS). SLS akan tiba di Kennedy Space Center di Florida.
Roket ini juga digunakan untuk peluncuran Artemis 1, misi ruang angkasa tanpa awak untuk mengirim pesawat Orion mengelilingi bulan. Pada awalnya, SLS dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun ini.
Meski waktu peluncuran SLS belum dikonfirmasi secara pasti, namun banyak orang yang berharap bahwa roket ini benar-benar menjadi yang terkuat diciptakan oleh NASA. SLS memiliki beberapa umbilical yang memberi daya, pendingin, bahan bakar, dan komunikasi ke roket.
Saat roket menyala dan lepas landas, bagian lengan pusar berayun keluar. Ini adalah bagian penting dari koreografi peluncuran. URRT adalah tentang memastikan sistem tersebut bekerja dengan benar.
NASA membagikan video uji coba tersebut pada pekan lalu melalui jejaring sosial Twitter. Artemis 1 akan menjadi langkah kunci pertama untuk menguji SLS dan pesawat ruang angkasa Orion.
NEW FOOTAGE 🚨 Watch as the different platforms around the SLS rocket retract as part of the Umbilical Release and Retract Test (URRT) at @NASAKennedy. @NASAGroundSys conducted the test to prepare for future #Artemis I stacking and launch activities >> https://t.co/HNSKsaXf8c pic.twitter.com/IV8MrSwrYn
— NASA_SLS (@NASA_SLS) September 22, 2021
Meski tidak ada manusia di dalamnya, tetapi itu akan mengatur panggung untuk misi kru masa depan yang bertujuan untuk mengembalikan manusia ke permukaan bulan. Sudah beberapa dekade sejak kehadiran misi berawak terakhir berada di sana selama era Apollo pada 1960-an dan 1970-an.
Bagian inti SLS atau di area tengah tingginya mencapai 212 kaki (65 meter) dengan berat mencapai 188.000 pon (85.275 kilogram). Pesawat ruang angkasa Orion akhirnya akan ditambahkan ke bagian atas SLS seperti mahkota. Ketika SLS akhirnya diluncurkan, peluncuran itu menandai dimulainya era Artemis dan mungkin membuat bulan mungkin dapat dijangkau oleh umat manusia sekali lagi.