REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menegaskan kepada masyarakat pentingnya pemeriksaan dini untuk menanggulangi penyakit kanker hati. Tujuannya, agar lebih mudah diobati dan memperbesar peluang untuk sembuh.
Sebagian besar penderita kanker hati mengetahui penyakitnya setelah memasuki stadium lanjut sehingga sulit diobati sepenuhnya dan memakan biaya besar. "Semakin dini penyakit ini ditemukan, maka peluang pasien untuk sembuh pun semakin besar," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir, dalam sambutan yang dibacakan oleh Kasubdit RS Pendidikan Kementerian Kesehatan, dr Else Mutiara Sihotang, dalam webinar, Selasa (28/9).
Dia mengatakan, kanker hati yang lebih banyak terjadi pada pria sering terjadi tanpa diketahui karena tidak ada gejala khas, itu yang menyebabkan sebagian besar penderita baru memeriksakan diri ketika penyakitnya telah memburuk. Kanker yang berada di urutan keempat penyebab kematian tertinggi di dunia ini disebut punya tingkat keganasan tinggi. "Pada laki-laki di Indonesia, kanker paru ada di peringkat terbanyak sebesar 2,31 persen, kemudian kanker nasofaring, kanker hati di urutan ketiga terbanyak dengan 1,54 persen," ujarnya.
Dia menyebut, penderita kanker di Indonesia mencapai 0,13 persen dari jumlah penduduk. Berdasarkan data BPJS Kesehatan, kanker adalah penyakit dengan pembiayaan besar dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2020, kanker adalah penyakit di urutan kedua dalam segi beban pembiayaan yang mencapai Rp 3,5 triliun. Dengan kebijaan serta tata laksana yang optimal, dia berharap masyarakat semakin memahami pentingnya pemeriksaan dini kanker hati demi mencegah keterpurukan ekonomi yang berpekanjangan.
"Dengan semakin meningkatnya kasus kanker Indonesia maka penanggulangan kanker harus dilakukan secara komprehensif, mulai dari preventif, deteksi dini, skrining, diagnosis, terapi serta rehabilitasi paliatif," kata dia.
Dia mengatakan, Kementerian Kesehatan terus berusaha memenuhi sumber daya pelayanan kesehatan lewat sumber daya manusia, arana prasarana, peralatan kesehatan dan obat-obatan. Namun dia kembali menegaskan pentingnya kerjasama dan kolaborasi serta dukungan dari organisasi profesi hingga lembaga swadaya masyarakat agar masyarakat lebih peduli dan berperan aktif dalam penanganan kanker yang efektif.
Para praktisi dan pakar kesehatan diminta lebih giat memperkenalkan pemeriksaan dini kanker hati yang akurat dengan mengedepankan pelayanan berkualitas. Kementerian Kesehatan tengah berupaya memenuhi akses pelayanan kanker secara komprehensif di rumah sakit lewat strategi stratifikasi layanan unggulan kanker, terutama di wilayah yang jadi prioritas pemenuhan kebutuhan pelayanan kanker.
"Diharapkan melalui rencana stratifikasi layanan kanker ini menjadi daya ungkit untuk lebih mendekatkan masyarakat pada layanan kanker , termasuk pemeriksaan dini kanker hati,"ujarnya.
Jika masyarakat sudah lebih memahami soal pemeriksaaan dini dan penanganan kanker, maka perawatan kesehatan pasien secara mandiri bisa meningkat. Pasien juga dapat mempersiapkan diri mengantisipasi kemungkinan efek samping yang timbul akibat pengobatan dan disiplin dalam menjalani pengobatan. "Saya berharap edukasi dan sosialisasi tentang pemeriksaan dini dan pengobatan inovatif kanker hati yang berkualitas dan terjangkau serta dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat," kata dia.