REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadar kolesterol tinggi dan hipertensi merupakan dua masalah kesehatan yang perlu dikelola dengan baik. Sebagian orang meyakini bahwa salah satu cara mengelola kadar kolesterol dan tekanan darah adalah dengan donor darah. Benarkah?
"Sebenarnya tidak benar, tidak secara signifikan mengurangi," jelas dr Vito A Damay SpJP(K) MKes AIFO-K FIHA FICA FAcSS dalam webinar yang diselenggarakan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) untuk menyambut Hari Jantung Sedunia yang jatuh setiap 29 September, beberapa waktu lalu.
Donor darah, lanjut dr Vito, memang memiliki manfaat tersendiri. Akan tetapi donor darah tak memberikan dampak signifikan dalam hal menurunkan kadar kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
Sebagai contoh, pasien penyakit jantung memilih donor darah untuk menurunkan tekanan darahnya atau kadar kolesterol darahnya yang tinggi. Cara tersebut tentu tidak tepat.
"Tapi ya boleh-boleh saja kalau mau lakukan (donor darah)," ujar dr Vito.
Terkait kolesterol tinggi dan hipertensi, dr Vito mengatakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah dan mengendalikannya adalah melalui pola hidup yang sehat. Misalnya, berhenti merokok, tidur cukup, menerapkan pola hidup aktif, serta memperbaiki pola makan.
"Pasien saya, 70 tahun masih fit, beliau gym tiap hari sejak muda, sekarang sudah menuai hasilnya," jelas dr Vito mencontohkan.
Di sisi lain, donor darah juga merupakan kegiatan yang dapat membawa manfaat kesehatan tersendiri. Menurut Medical News Today, salah satu manfaat dari donor darah adalah membantu pasien-pasien yang membutuhkan seperti pasien yang menjalani operasi atau pasien dengan kelainan darah bawaan.
Bagi pendonor, salah satu manfaat donor darah adalah dapat membantu mengidentifikasi adanya masalah kesehatan yang tak disadari sebelumnya. Hal ini dikarenakan pendonor akan menjalani pemeriksaan atau skrining kesehatan bila ingin melakukan donor darah.
Menurut studi pada 2012, kegiatan donor darah juga dapat membantu pendonor untuk mendeteksi adanya kegemukan atau obesitas karena pendonor perlu menimbang berat badan sebelum mendonorkan darah mereka. Kegemukan atau obesitas yang terdeteksi lebih dini akan membantu pendonor mengelola berat badan mereka dan mencegah risiko masalah kesehatan di kemudian hari.
Selain itu, studi pada 2019 menunjukkan bahwa donor darah rutin dapat memberikan manfaat perlindungan jangka panjang. Salah satunya adalah perlindungan terhadap risiko penyakit kardiovaskular bila donor darah dilakukan dalam jangka panjang dan rutin.
Studi pada 2015 juga menemukan adanya hubungan antara donor darah dengan harapan hidup yang panjang. Menurut studi ini, setiap donor darah tahunan yang dilakukan akan diikuti dengan menurunnya risiko kematian akibat semua penyebab, rata-rata sebesar 7,5 persen.
Temuan tersebut mengindikasikan bahwa donor darah dapat memberikan manfaat baik bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Meski hal ini tak bisa dikonfirmasi, peneliti menekankan bahwa donor darah tidak menyebabkan harapan hidup pendonor memendek.