Rabu 29 Sep 2021 19:15 WIB

1 dari 100 Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan

Faktor yang meningkatkan risiko bayi alami penyakit jantung bawaan?

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi baru lahir (ilustrasi).  Kasus PJB pada anak bisa hadir dalam berbagai kondisi. Sebagian di antaranya adalah jantung bocor, katup jantung sempit, katup jantung tidak lengkap, pembuluh darah terbalik, hingga bilik tunggal.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bayi baru lahir (ilustrasi). Kasus PJB pada anak bisa hadir dalam berbagai kondisi. Sebagian di antaranya adalah jantung bocor, katup jantung sempit, katup jantung tidak lengkap, pembuluh darah terbalik, hingga bilik tunggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit jantung mungkin lebih identik sebagai penyakit orang dewasa. Padahal, penyakit jantung juga bisa ditemukan pada anak. Menurut data dari Indonesia Heart Association, diperkirakan ada sekitar 43.200 kasus penyakit jantung bawaan (PJB) dari 4,8 juta kelahiran hidup setiap tahun.

"Ada satu PJB di antara 100 kelahiran hidup," jelas ungkap spesialis anak ahli kardiologi dr Rahmat Budi Kuswiyanto SpA(K) MKes dalam webinar yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition Indonesia dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia, Rabu (29/9).

Baca Juga

Kasus PJB pada anak bisa hadir dalam berbagai kondisi. Sebagian di antaranya adalah jantung bocor, katup jantung sempit, katup jantung tidak lengkap, pembuluh darah terbalik, hingga bilik tunggal.

Secara umum, kasus PJB ini bisa dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu PJB kritis dan non kritis. Di antara kasus PJB di Indonesia, jumlah kasus non kritis diperkirakan ada sebanyak 37.500 kasus per tahun, sedangkan kasus PJB kritis diperkirakan sekitar 17.500 kasus per tahun.

PJB kritis merupakan kasus PJB yang membutuhkan pengobatan dengan segera di tahun pertama usia anak. Bila tidak mendapatkan pengobatan, anak dengan PJB kritis berisiko meninggal dunia.

"(PJB kritis) ini kontributor abadi kematian bayi," ungkap dr Budi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement