Kamis 30 Sep 2021 08:33 WIB

Benarkah Saat Ini Ideologi Komunis Telah Mati?

Inilah bukti gerakan dan ideologi komunis hingga kini masih eksis di dunia.

Pasukan dan pengikut gerakan komunis di Filipina. (ilustrasi)
Foto: BBC.com
Pasukan dan pengikut gerakan komunis di Filipina. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika.

Apakah komunis masih ada atau eksis? Apakah pemberontakan gerakan komunis masih nyata, khususnya di kawasan  Asia Tenggara?

Jawabnya, ternyata masih meski perang dingin telah lama usai dan Uni sovyet runtuh berkeping. Komunis masih eksis bahkan masih eksis dengan gerakan bersenjatanya. Dan mereka pun masih diperangi atau terlibat perseteruan dengan pihak berkuasa.

Lalu apa buktinya? Jawabnya gerakan bersenjata komunis masih eksis  itu terjadi di negara Phillipina pada saat ini. Salah satu buktinya adalah sebuah berita yang dilansir kantor berita Reuters pada 16 Agustus 2021. Tulisannya mengulas perkembangan yang ada di kawasan Asia Pasifik. Judul tulisan berita itu: 'Philippines military says 16 communist rebels killed in raid." (Militer Filipina mengatakan 16 pemberontak komunis tewas dalam serangan). 

Berita itu selengkapnya begini:

MANILA, 16 Agustus (Reuters) --Tentara Filipina membunuh 16 pemberontak komunis dalam serangan terhadap tempat persembunyian gerilyawan yang dicurigai di Filipina tengah di mana puluhan senjata api berkekuatan tinggi juga ditemukan, kata militer, Senin (16/8).

"Pasukan pemerintah menerima informasi dari masyarakat tentang keberadaan "teroris di tempat persembunyian pembuat bom mereka" di daerah itu, kata Mayor Reynaldo Aragones, juru bicara militer di Filipina tengah.

"Baku tembak sangat intens, itulah sebabnya kami memberikan dukungan tembakan (artileri) tidak langsung dan dukungan aset udara," kata Aragones lagi.

Pemerintah Presiden Rodrigo Duterte telah meningkatkan upaya untuk menghancurkan pemberontakan yang dipimpin Maois, salah satu pemberontakan terlama di dunia. Pemberontakan ini telah menewaskan lebih dari 40.000 orang.

Upaya perdamaian Duterte dengan pemberontak komunis ini  telah berulang kali digagalkan. Bahkan dia sudah setiap kali berjanji untuk menghancurkan gerakan tersebut.

Pada bulan Maret lalu misalnya, ia memerintahkan polisi dan militer Philipina untuk "membunuh" pemberontak komunis, Duterte dalam sial ini dituduh "mengabaikan hak asasi manusia" yang akibatnya menarik kecaman dari para aktivis.

Selama ini aktivis kelompok hak asasi manusia dan para oenentang Duterte mengatakan pemerintahannya dan militer telah melangkah lebih jauh dengan membudayakan praktik "penandaan merah". Selain itu Duterte menuduh saingan politik atau kritikus kepada dirinya mendukung atau bergabung dengan pemberontak, sebagai dalih untuk membungkam, menangkap, atau bahkan membunuh mereka. Pemerintah Filipina pun menyangkal hal itu.

"Pada masa puncak kejayaanya, Tentara Rakyat Baru, sayap bersenjata Partai Komunis Filipina, memiliki 25.000 pejuang bersenjata. Tetapi sekarang memiliki sekitar 3.000, kata pihak di militer Filipina.

Untuk mengatasi pemberontakan komunis bersenjata itu, Panglima militer Filipina yang baru diangkat, Letnan Jenderal Jose Faustino, telah mengarahkan unit-unit militer untuk menangani pemberontakan komunis sebelum akhir tahun.

Baca juga : Kiri-Kiri Dalam-Kiri Luar: Terminologi Politik Orla

                                     ***

Melihat fakta di berita Reuters itu, masihkah ada yang berani bilang komunis tidak ada atau ideologi komunis dan gerakannya telah mati? Sebab, faktanya baik di Rusia dan RRC partai komunis masih eksis hingga saat ini bukan?

Bahkan bapak bangsa yang juga merupakan tokoh gerakan sosialis Indonesia yang berseberangan dengan PKI, Tan Malaka, mempunyai jejak jasa pada gerakan komunis di berbagai negara di kawasan Asia, seperti Filipina, Vietnam, bahkan China. Di China misalnya Tan Malaka sempat menjadi guru di Shanghai dan berperang bersama Tentara Merah ketika negara itu di jajah Jepang. Tan Malaka kerap disebut sebagai 'Che Geuvara Asia'.

Cuma di Rusia saja yang ada sedikit bedanya, di sana pengikutnya sudah tak berkuasa dan mengecil jumlah anggotanya. Anak muda di Rusia saat ini tak tertarik lagi. Mereka tak mau balik ke masa lalu. Dan di China partai komunis malah eksis dan berjaya meski dengan ada sedikit perubahan tampilan dan gaya. Mereka mengadopsi sistem kapitalisme yang dahulu menjadi musuh bebuyutan ideologi ini.

Jadi dengan memplesetkan ujaran Mao Tse Tung ketika bersoal tentang dirinya tak peduli  'kucing hitam atau putih' asal bila menangkap tikus, maka faktanya komunis tetap ada. Cuma mereka bersembunyi 'di lumbung' yang mana?

Dan ingat ideologi sebenarnya --sama dengan agama-- tak akan pernah bisa mati. Dia tetap eksis dalam pikiran dan benak manusia. Sia-sia saja bila mencoba membunuhnya. Bahkan, dahulu di era 1990-an ada buku yang terkenal yang mengatakan 'Ideologi Telah Mati'.

Nyatanya, klaim itu tak terbukti. Tak hanya itu malah  kemudian ada yang mengatakakan bahwa ideologi sebenarnya tak beda dengan agama. Keduanya menawarkan surga. Cuma bedanya ideologi hanya menawarkan satu sisi yakni 'surga' di dunia saja, agama menawarkan dobel: selain menawarkan 'surga' di dunia, agama menawarkan juga 'surga' sesudah mati. Itu saja !

Baca juga : Kapolri Tawarkan Novel Cs Jadi ASN Polri, Ini Kata Ombudsman

https://www.reuters.com/world/asia-pacific/philippines-military-says-16-communist-rebels-killed-raid-2021-08-16/

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement