Api PON Papua dan Misteri Angka 28
Yulius Uwe akhirnya bersedia menjadi pembawa obor api PON XX Papua setelah menyadari persamaan pada angka 28.
Foto: antara
REPUBLIKA.CO.ID, MIMIKA -- Api PON XX Papua dikirab keliling Mimika pada tanggal 28 September. Angka tanggal 28 tersebut lah yang menjadi angka misteri sehingga Yulius Uwe berubah pikiran untuk akhirnya bersedia menjadi pembawa obor api PON 2021.
Peraih tiga medali emas SEA Games itu awalnya berniat menolak ketika PB PON memintanya untuk menjadi pengirab obor PON XX Papua di Mimika. Mantan atlet dasa lomba berusia 56 tahun itu sempat berpikir untuk lebih memberi kesempatan kepada atlet yang berusia lebih muda dan mempunyai prestasi mentereng.
Selain itu, Yulius yang asli Mimika ini juga berpikir bahwa dia sudah pernah menjadi pembawa obor sekaligus penyulut api di SEA Games XIV Jakarta pada tahun 1987. Ia pun menjadi pembawa bendera kontingen Indonesia pada Asian Games 1986. Jadi, Yulius berpikir untuk menolak tawaran PB PON karena sudah merasakan sebagai pembawa obor.
Tetapi, pertimbangannya berubah saat menyadari persamaan pada angka 28. Ia menilai angka 28 merupakan sebuah pertanda baik.
''Tanggal ini menggariskan (keberuntungan). Dan, menurut teman-teman, itu juga menguatkan," tutur Yulius, seperti dikutip Antara, kemarin.
Baca juga : 2 Pemecah Rekor Dunia Bertarung di Pentas PON XX Papua
Misteri Angka 28
Angka 28 ternyata memiliki makna dalam perjalanan karier dan hidup Yulius. Pertama, angka 28 adalah tanggal kelahiran Yulius yakni 28 Januari 1965.
''Kirab ini diadakan tanggal 28 September. Dan, saya lahirnya pada tanggal 28 Januari,'' katanya berargumen.
Yulius merupakan peraih medali emas atletik nomor dasalomba putra pada SEA Games 1985, 1987 dan 1993. Pada SEA Games 1993 Singapura, Yulius berhasil meraih emas dengan menorehkan 7.013 poin.
Rekor dasalombanya pada SEA Games 1993 memang sudah dipecahkan oleh atlet Vietnam, Vu Vat Huyen, dengan 7.558 poin. Namun, di level nasional, rekor milik Yulius itu belum terpecahkan dalam 28 tahun terakhir.
''Lalu, rekor dasalomba saya belum terpecahkan selama 28 tahun,'' sambung Yulius tentang misteri angka 28.
''Artinya, ini memang menjadi momen yang pas," Yulius berargumen. ''Jadi, ini PON pertama di Papua dan saya yang memegang obornya. Saya merasa, dengan ini (menjadi pembawa obor, red), PON ke depan berjalan lebih sukses.''
Yulius akhirnya menerima tawaran menjadi pembawa obor Api PON XX di Mimika. Ia mengirabkan api PON XX Papua bersama Maria Londa (atletik), Santia Tri Kusuma (balap sepeda) dan Muhammad Bima Abdi Negara (tenis meja).
Di Mimika, api yang diambil dari Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat, itu dibawa dari Bandara Mozes Kilangin sampai Lapangan Pasar Lama. Api tersebut akan diinapkan satu malam di Mimika sebelum diteruskan ke Wamena.
Dasalomba sendiri merupakan cabang olahraga atletik yang mempertandingkan 10 nomor sekaligus yaitu lari 100 meter, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, lari 400 meter, lari gawang 110 meter, lempar cakram, lompat galah, lempar lembing dan lari 1.500 meter.
Baca juga : Cerita Presiden Sukarno Cocok dengan Tokoh PKI Nyoto
Komentar