REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ponsel memiliki jejak karbon yang sangat besar. Salah satu perusahaan yang mencoba mengubah ini adalah Fairphone. DW bertanya apakah smartphone tanpa dampak besar terhadap lingkungan itu mungkin.
Smartphone rata-rata jutaan kali lebih kuat daripada komputer yang dulu memandu astronot NASA ke bulan. Itu sungguh sesuatu, mengingat bahwa smartphone bobotnya cenderung kurang dari 200g.
Untuk bobot seringan itu, smartphone memiliki jejak karbon yang berat. Selain bertanggung jawab atas antara 40 sampai 80 kg karbon dioksida (CO2), proses produksinya juga memerlukan ekstraksi logam berat seperti emas dan kobalt, yang sering menyebabkan kebocoran polusi beracun dari tambang dan kilang.
Satu perusahaan muncul untuk menangani masalah ini: Fairphone. Perusahaan ini mengklaim akan mengutamakan "manusia dan planet" dalam proses produksinya. Perusahaan menganut desain modular untuk meningkatkan masa pakai produknya dan membuatnya lebih mudah untuk diperbaiki.