Raharjati: Pecahkan Rekor Dunia, Terjatuh dari Tebing
Ilustrasi. Atlet panjat tebing beradu cepat dalam nomor speed world record perorangan putra cabang panjat tebing PON XX Papua di Arena Panjat Tebing SP 2, Kabupaten Mimika, Papua.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
REPUBLIKA.CO.ID, MIMIKA -- Atlet Panjat Tebing Kontingen Jawa Barat, Raharjati Nursyamsa, tampil luar biasa pada nomor Speed World Record (SWR) Putra. Dalam babak semifinal yang digelar di Mimika pada Jumat (1/10) tersebut, Raharjati melaju ke final dengan memecahkan rekor dunia milik Veddriq Leonardo (Kalimantan Barat).
Raharjati berhasil meraih catatan waktu 5,14 detik saat berhadapan dengan Aspar Jaelolo (DKI Jakarta) di semifinal nomor SWR Putra. Catatan waktunya memecah rekor dunia milik Veddriq (5,20 detik) yang ditorehkan saat tampil di final Piala Dunia Panjat Tebing 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat, pada Mei lalu.
''Hari ini dari Jawa Barat atas nama Raharjati Nursyamsa berhasil mencatatkan waktu 5,14 (detik). Ini pencapaian yang luar biasa," ujar Ketua I Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Rudy Fitryano saat sesi konferensi pers di Arena Panjat Tebing SP2 Mimika, Papua, Jumat.
Kendati demikian, Raharjati gagal mempersembahkan medali emas bagi Kontingen Jawa Barat. Ia terjatuh dari tebing (fall) saat berhadapan dengan sang pemegang rekor Veddriq Leonardo di babak final.
Veddriq juga tergelincir saat Raharjati terjatuh. Namun atlet kontingen Kalimantan Barat itu berhasil bertahan untuk tidak jatuh, sehingga bisa melanjutkan memanjat sampai ke puncak.
Menurut Veddriq, pencapaian Raharjati sebetulnya luar biasa. Namun dirinya tetap fokus pada pertandingan tersebut, sehingga bisa merebut medali emas kejuaraan Panjat Tebing PON XX Papua pada nomor Speed World Record Perorangan Putra.
"Tadi saya dengar ada catatan waktu 5,1 (detik) dari Jabar. Itu pencapaian luar biasa sebenarnya. Tapi, saya hanya ingin fokus pada pertandingan," kata Veddriq.
Sementara, Raharjati agak terlena dengan catatan waktu yang dibuatnya sebelum final. Hal itu dikatakan pria asal Sumedang, Jawa Barat itu kepada wartawan seusai pertandingan.
"Mungkin karena terlalu senang dengan pertandingan sebelumnya, sehingga saya terlena. Jadi ini akan saya jadikan evaluasi buat diri saya sendiri," kata Raharjati.
Kendati sudah mengalahkan rekor waktu yang dicatatkan oleh Veddriq, masih banyak tahapan yang harus dilalui Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) agar rekor tersebut bisa diakui oleh Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC). Menurut Rudy Fitryano, pihaknya perlu mengurus semacam sertifikasi terkait sarana dan prasarana panjat tebing yang menjadi arena pertandingan tersebut.
"Harus mendapatkan license atau sertifikasi lah dari International Federation of Sport Climbing (IFSC), baik sarana, perangkat, maupun peralatan yang digunakan. Baru itu bisa terdata," kata Rudy. "FPTI sendiri sangat mendukung itu bisa terlaksana, tapi di (arena panjat tebing PON) ini masih belum," kata Rudy.
Komentar