Senin 04 Oct 2021 03:23 WIB

Pesawat Ruang Angkasa Ini Ambil Gambar Planet Merkurius

Hanya ada dua pesawat ruang angkasa yang pernah diterbangkan mendekati Merkurius.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Planet Merkurius (Solar System Space). Sekarang misi BepiColombo, sebuah usaha sains bersama Eropa-Jepang, berada di jalur yang tepat untuk mengorbit serta mengamati planet terdekat dengan matahari ini pada 2025.
Foto: Pixabay
Planet Merkurius (Solar System Space). Sekarang misi BepiColombo, sebuah usaha sains bersama Eropa-Jepang, berada di jalur yang tepat untuk mengorbit serta mengamati planet terdekat dengan matahari ini pada 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Hanya ada dua pesawat ruang angkasa yang pernah diterbangkan mendekati Planet Merkurius. Sekarang misi BepiColombo, sebuah usaha sains bersama Eropa-Jepang, berada di jalur yang tepat untuk mengorbit serta mengamati planet terdekat dengan matahari ini pada 2025.

Upaya tersebut baru saja menyelesaikan terbang lintas pertama Merkurius pada 1 Oktober, dan mengirimkan kembali gambar hitam-putih planet ini dari jarak sekitar 620 mil (1.000 km) hingga 1.500 mil (2.418 km) di atas permukaan planet. Proyek ini melibatkan dua pesawat ruang angkasa penelitian yang menumpang di kapal yang lebih besar (Mercury Transfer Module).

“Rasanya luar biasa melihat gambar Merkurius yang hampir hidup ini,” Valentina Galluzzi, seorang ilmuwan yang bekerja pada misi BepiColombo, mengatakan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Mashable, Ahad (3/10).

Gambar menunjukkan instrumen pada Mercury Transfer Module (yang mengangkut dua pengorbit misi ke Merkurius) di latar depan, dan detail topografi permukaan Merkurius di latar belakang. Setelah BepiColombo mulai mengorbit Merkurius pada 2025 (setelah banyak terbang lintas jatuh ke orbit planet), probe akan mulai meneliti sejarah planet yang sulit dipahami.

“Misalnya, (misi) akan memetakan permukaan Merkurius dan menganalisis komposisinya untuk mempelajari lebih lanjut tentang pembentukannya,” tulis Badan Antariksa Eropa. 

“Satu teori adalah bahwa itu mungkin dimulai sebagai benda yang lebih besar yang kemudian terlepas dari sebagian besar batunya oleh dampak raksasa. Ini meninggalkannya dengan inti besi yang relatif besar, di mana medan magnetnya dihasilkan, dan hanya kulit luar yang tipis dan berbatu,” katanya.

Kulit terluar ini tertutup aliran aliran larva purba yang telah dihantam oleh komet dan asteroid selama sekitar empat miliar tahun. Penerbangan berikutnya, dengan gambar, terjadi pada 23 Juni 2022.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement