Selasa 05 Oct 2021 07:41 WIB

MHKI Ungkap 3 Motif Besar Produsen Hoaks Kesehatan

Menurut MHKI, ada tiga motif besar di balik produksi hoaks kesehatan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Ada motif tertentu di balik produksi hoaks kesehatan.
Foto: Republika
Ada motif tertentu di balik produksi hoaks kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) mengingatkan bahwa dampak hoaks, yang disebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai infodemik, sangat luar biasa. MHKI mencatat, ada motif tertentu di balik produksi hoaks.

"Ada tiga motif besar terkait hoaks," kata Ketua Umum MHKI dr. Mahesa Paranadipa Maikel MH dalam acara virtual "Kontroversi Hoaks dan Pseudosains Kesehatan di Media Sosial" yang diselenggarakan Perhimpunan Profesional Kesehatan Muslim Indonesia (Prokami), Ahad (3/10).

Baca Juga

Pertama, menurut Mahesa, motif antimedis, yakni produsen hoaks berusaha menjauhkan masyarakat dari pengobatan modern atau pengobatan yang sebenarnya bisa dibuktikan secara ilmiah. Kedua, motif bisnis, yakni menyebarkan informasi dalam bentuk video yang bisa mendapat klik yang mendatangkan bisnis dan keuntungan bagi pihak yang memproduksi hoaks kesehatan itu.

"Ketiga, motif kritik ke kebijakan pemerintah. Misalnya, kebijakan vaksinasi mendapat kritik. Ketika masyarakat sudah mulai sadar, lalu muncul kritik stok vaksin, dan lain-lain," ungkap Mahesa.

Bidang kesehatan, menurut Mahesa, menjadi ladang besar produsen hoaks karena literasi kesehatan masyarakat masih rendah. Di kalangan petugas kesehatan pun masih ada juga yang literasinya rendah karena mereka tidak mau memutakhirkan pengetahuan dari jurnal-jurnal terpercaya tentang kesehatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement