Selasa 05 Oct 2021 15:23 WIB

Cara Bangkit dari Kesehatan Mental yang Buruk

Tanda kesehatan mental buruk yakni sedih tak berkesudahan dan sulit konsentrasi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Cara bangkit dari kesehatan mental yang buruk (ilustrasi).
Foto: republika
Cara bangkit dari kesehatan mental yang buruk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kesehatan mental bukan lagi sesuatu yang memalukan sehingga tidak perlu disembunyikan, apalagi selama pandemi Covid-19, di mana segala hal dibatasi dan banyak orang mengalami hal buruk. Karenanya, kepedulian akan kesehatan mental harus terus ditingkatkan, karena jika dibiarkan dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik.

Ahli gizi dari Inggris, Rhian Stephenson, mengungkap bahwa kesehatan mental dan fisik saling terhubung sehingga jika mentalnya sakit maka fisiknya juga akan terganggu. “Sistem kesehatan Anda merupakan sistem jaringan biologis yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Jika Anda hanya ingin tetap di tempat tidur dan menutup diri dari dunia, inilah awal dari dampak kesehatan mental pada kesehatan fisik,” kata Stephenson seperti dilansir di Live Science, Selasa (5/10).

Sebuah survei dari The Conversation menemukan bahwa sebagai akibat dari pandemi, orang Amerika delapan kali lebih mungkin mengalami tekanan mental yang serius dibandingkan beberapa tahun lalu. Survei terbaru ini kian menguatkan pernyataan bahwa pikiran dan tubuh saling terkait. Sebagai contoh, ketika seorang atlet mengalami cedera, kesehatan mentalnya juga mungkin terganggu karena dia tidak bisa bermain atau berlatih secara optimal.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa keadaan emosional seperti kecemasan dan depresi dapat meningkatkan resistensi insulin, yang selanjutnya bisa memicu risiko kronis seperti diabetes dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan disregulasi insulin.

Stephenson menyatakan, kondisi emosional seseorang juga sering dicerminkan oleh respon imun tubuh. Individu yang depresi lebih cenderung memiliki imunitas yang rentan. Atau bisa dikatakan bahwa depresi terkait dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes, strok, dan serangan jantung.

“Di sisi lain, praktik seperti syukur, meditasi, dan bahkan meningkatkan kebahagiaan memiliki efek langsung pada sistem kekebalan tubuh, kortisol, dan hormon pengatur lainnya,” kata Stephenson.

Lalu di mana area tubuh yang menahan stres? Menurut sebuah studi oleh American Psychological Association, sakit kepala tipe tegang dan sakit kepala migrain berhubungan dengan stres, begitu pun dengan sakit di bahu, leher, dan kepala. Nyeri muskuloskeletal di punggung bawah dan ekstremitas atas juga dikaitkan dengan stres, terutama stres di tempat kerja.

Sementara itu, bagi orang yang cemas berlebih terhadap apapun di masa depan, bagian tubuh yang paling merasakan stres adalah otak. Area otak ini juga mengatur detak jantung dan suhu tubuh. Itu sebabnya mereka yang memiliki kecemasan berlebih sering kali mengalami jantung berdebar dan perubahan suhu tubuh.

Ada banyak gejala yang bisa menjadi pertanda dari kesehatan mental yang buruk, seperti dikemukakan oleh studi dari Mayo Clinic, yakni sedih tak berkesudahan, bingung dan kehilangan konsentrasi, merasa takut dan cemas berlebih, perubahan suasana hati ekstrem, murung dan menyendiri, kelelahan ekstrem, sering berhalusinasi, kehilangan nafsu makan, bahkan berpikiran bunuh diri. Jika Anda mengalami beberapa gejala tersebut segeralah untuk meminta pertolongan teman, keluarga, atau ahli professional.

Lantas bagaimana untuk bangkit dari gangguan mental? Stephenson memberikan beberapa tip yakni:

1. Perbaiki pola makan

Nutrisi memiliki efek luar biasa pada kesehatan fisik dan mental. Kurangi makanan ultra olahan dan gula, tingkatkan makanan kaya serat dan fitonutrien yang meningkatkan kesehatan.

2. Olahraga

Tidak perlu yang berat-berat, jika Anda belum terbiasa berolahraga, cobalah untuk berjalan kaki di sekitar rumah selama 20 menit, atau bisa juga melakukan olahraga di rumah.

3. Meditasi

Meditasi dan praktik holistik lainnya yang lebih fokus langsung pada sistem saraf telah terbukti meningkatkan kesehatan mental dan fisik.

4. Punya hobi baru

Menggeluti hobi baru terbukti sangat ampuh menekan stres apalagi saat pandemi. Anda bisa bergabung dengan klub sepeda, tanaman hias, atau hewan peliharaan. 

5. Jalan-jalan

Anda juga bisa berjalan-jalan atau bersilaturahim kepada teman lama atau keluarga untuk sekadar berbincang dan melepas penat. Jika tidak memungkinkan karena terhambat pandemi, Anda bisa menghubungi mereka dengan video call dan sebagainya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement