Jalan Panjang 14 Tahun Takraw DKI Meraih Emas
Sejumlah pesepak takraw putri DKI Jakarta menggigit medali emasnya pada upacara pengalungan medali usai pertandingan final ganda putri beregu Sepak Takraw PON Papua melawan Jawa Timur di GOR Trikora Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu (29/9/2021). Ganda putri beregu DKI Jakarta berhasil menang atas Jawa Timur dengan skor 2-1 (21-15, 15-21, 21-14), (15-21, 21-18, 19-21), dan (21-18, 21-19).
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Perjuangan panjang 14 tahun tim sepak takraw putri DKI Jakarta akhirnya berbuah manis. Mereka berhasil meraih medali emas dengan mengalahkan juara bertahan Jawa Timur 2-1 dalam partai final nomor double tim putri di GOR Trikora, Kota Jayapura, Rabu (29/9) lalu.
Medali emas PON XX Papua pun dikalungkan di leher Jasmini, Dita Pratiwi, Alda Aulia, Munawarah, Indra Yuliasti, Yunita Indria dan Asmaul Husna. DKI menorehkan momen bersejarah dengan raihan emas PON perdana mereka di cabang sepak takraw.
Adalah sosok pelatih kepala Abdul Gani dan asisten pelatih Lukman Mintang yang berada di balik keberhasilan tim sepak takraw putri DKI. Seperti dikutip dari Antara, Abdul Gani mengumpulkan atlet-atlet pilihannya demi meramu tim utama yang akan dibawa ke Papua.
Abdul Gani menggembleng mereka di GOR Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat untuk mengasah kembali kemampuan. Mereka pun diboyong ke Makassar untuk uji tanding lawan tim Sulawesi Selatan. Anak didik Abdul Gani saat itu kalah 1-2.
Latihan Keras
Sepulangnya dari Makassar, tingginya kasus Covid-19 di Jakarta membuat mereka tidak bisa berlatih di GOR Cendrawasih Cengkareng. Mereka terbentur aturan pembatasan untuk pencegahan pandemi.
Tak mau program latihannya terputus, Abdul Gani memindahkan pemusatan latihan sepak takraw DKI ke Lembah Pinus Ciloto, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, medio awal Juni 2021.
"Kami di Ciloto itu hampir tiga bulan sebelum berangkat ke sini. Latihan dan latihan terus di sana,'' katanya. ''Lagi pula, lanskap di sana masih bagus, masih hijau, jadi kami manfaatkan.''
Tak hanya menghabiskan waktu panjang berlatih di Ciloto, tim sepak takraw DKI baik putra maupun putri berangkat cukup dini ke Papua. Lebih kurang dua pekan sebelum mereka bertanding. Kedatangan lebih dini itu diakui Abdul Gani cukup membantu para pemainnya menjadi semakin nyaman untuk berlaga di GOR Trikora Papua.
Jalan Panjang 14 Tahun
Namun, jika ditarik ke belakang, upaya persiapan yang dilakukan oleh Abdul Gani sudah direncanakan sejak 14 tahun sebelum PON Papua 2021. Pasalnya, atlet-atlet yang kini berlaga membela lambang Monas di dadanya merupakan binaan Abdul Gani semasa ia menjadi pelatih di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) DKI Jakarta pda 2006-2017.
Selepas dari PPLP, Abdul Gani melanjutkan peran pembinaannya di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM). Dengan komposisi pemain yang sama, Abdul Gani sempat mengecap gelar juara di tingkat Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) juga di level Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS).
''Mereka sudah biasa bersama saya di tingkat pelajar, mahasiswa, sudah saya bentuk. Jadi mental juaranya sudah tinggi," kata Abdul Gani.
"Saya sadar dari 2006 itu memang harus membentuk orang,'' katanya. ''Naluri saya bilang kalau di tingkat pelajar juara, tingkat mahasiswa juara, Insha Allah bisa juga di PON, karena lawannya lebih kurang sama.''
Abdul Gani menerima tugas menangani tim putri DKI untuk PON XX Papua semenjak 2019. Anak didiknya yang digembleng sejak usia remaja itu pun akhirnya berhasil medali emas untuk DKI Jakarta.
"Alhamdulillah yang mereka korbankan dan jalankan berbuah hasil emas,'' ujar Abdul Gani dengan rasa penuh bangga.
Komentar