REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah studi yang diterbitkan Senin (4/10) menegaskan bahwa pandemi lebih berdampak terhadap kulit hitam Amerika, penduduk asli Amerika dan Latin dibandingkan warga kulit putih. Pandemi telah membunuh proporsi yang lebih besar dari kelompok-kelompok ini.
Menurut tim yang dipimpin National Cancer Institute, orang-orang dari kelompok ini lebih mungkin meninggal daripada orang kulit putih dan Asia karena semua penyebab, Covid-19 dan lainnya.
"Diperkirakan 2,88 juta kematian terjadi antara Maret dan Desember 2020. Dibandingkan dengan jumlah kematian yang diperkirakan berdasarkan data 2019, ada 477.200 kematian terjadi selama periode ini, dengan 74 persen dikaitkan dengan COVID-19," tulis mereka dalam laporan yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, dilansir di CNN, Selasa (5/10).
Menurut para peneliti, kelebihan kematian menurut standar usia per 100 ribu orang di antara pria dan wanita kulit hitam, Indian Amerika/Alaska (AI/AN), dan Latino lebih dari dua kali lipat pada pria dan wanita kulit putih dan Asia.
Kelebihan kematian non-COVID-19 juga secara tidak proporsional mempengaruhi orang kulit hitam, AI/AN, dan Latin. Dibandingkan dengan pria dan wanita kulit putih, kelebihan kematian non-COVID-19 per 100 ribu orang adalah 2 hingga 4 kali lebih tinggi pada pria dan wanita kulit hitam, AI/AN, dan Latin, termasuk kematian akibat diabetes, penyakit jantung, penyakit serebrovaskular (stroke), dan penyakit Alzheimer.
"Kelebihan kematian pada tahun 2020 mengakibatkan pelebaran substansial disparitas ras/etnis dalam semua penyebab kematian dari 2019 hingga 2020," papar peneliti.