REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menyelenggarakan konferensi internasional ICEMS (International Conference on Education in Muslim Society) di Jakarta pada 6-7 Oktober. Konfrensi tahunan yang ketujuh sejak 2014 ini mengusung tema “Embracing the New Normal: Changing Roles of Teachers and Technologies in Shifting Education Landscape”.
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Sururin, M.Ag, mengungkapkan topik yang tahun ini diangkat oleh ICEMS sangat penting. Karena, banyak lembaga pendidikan di seluruh dunia berusaha mengatur strategi dan beradaptasi dengan arah pendidikan saat ini dan masa depan.
''Saya percaya, kolaborasi di bidang pendidikan dapat membawa perubahan signifikan di masa depan, khususnya di Indonesia,” papar Sururin, seperti dikutip dari rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (6/10).
Konfrensi yang merupakan program unggulan FITK ini menghadirkan pidato kunci dari Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Dr. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si. Selain itu, narasumber dari berbagai negara juga hadir dalam konferensi tahunan tersebut.
Beberapa narasumber diantaranya Prof. Simon Bedford (Western Sydney University, Australia), Dr. Idle Farah (Umma University, Kenya), Prof. Dr. Ismi Arif Ismail (Universiti Putra Malaysia, Malaysia), dan Robin Ersing, Ph.D. (University of South Florida, Amerika Serikat). Lainnya yakni Dr. Philip Henry (University of Derby, UK) serta Muhammad Zuhdi, Ph.D. dan Didin Nuruddin Hidayat, PhD (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia).
Sementara Ketua ICEMS, Kustiwan Syarief, mengatakan konfrensi yang berlangsung secara virtual ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu kritis dan tantangan. Konferensi juga membahas berbagi pengalaman praktik terbaik selama pandemi terutama di bidang kurikulum, evaluasi, kebijakan pendidikan, perencanaan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Isu pengembangan profesionalitas guru, metode dan strategi pembelajaran di masa pandemi juga dibahas dalam konferensi. “Harapannya, kita dapat menawarkan cara-cara inovatif untuk meminimalkan bahaya kehilangan pembelajaran dan memaksimalkan potensi belajar siswa,'' ujar Kustiwan.
Cara Inovatif
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A., mendukung penuh gelaran ICEMS yang ketujuh ini. Menurut Amany, pandemi Covid-19 telah mengubah cara kita hidup dalam banyak hal dan mengganggu hampir setiap aspek kehidupan, salah satunya sektor pendidikan.
Setengah dari populasi siswa di tingkat global masih terpengaruh oleh penutupan sekolah. Hal tersebut, lanjut Amany, berpotensi menyebabkan hilangnya proses pembelajaran siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut, transisi ke pembelajaran daring dengan berbagai platform telah menjadi kenormalan baru (new normal) di seluruh dunia. Guru dan siswa mulai terbiasa dengan bentuk transformasi kelas tatap muka ke ruang kelas daring yang difasilitasi dan ditingkatkan oleh inovasi teknologi.
''Dalam situasi seperti ini, kita membutuhkan cara-cara inovatif untuk menghadapi tantangan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi,'' kata Amany. ''Termasuk cara paling efektif untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam praktik pendidikan di semua tingkatan.''