Kamis 07 Oct 2021 19:59 WIB

Punya Izin EUA, Vaksin Zifivax Diberikan Tiga Dosis

Vaksin Zifivax diberika tiga dosis dengan interval satu bulan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Vaksin Zifivax diberika tiga dosis dengan interval satu bulan.
Foto: Pixabay
Vaksin Zifivax diberika tiga dosis dengan interval satu bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 Zifivax. Berbeda dengan beberapa vaksin yang sudah ada, vaksin Zifivax diberikan sebanyak tiga kali dosis dengan interval satu bulan dan diberikan secara intramuskular dengan 0,5 ml.

Direktur Utama PT JBio Mahendra Suhardono, menjelaskan, alasan vaksin Zifivax diberikan tiga dosis berdasarkan hasil uji klinis yang dilakukan sebelumnya.  "Saat uji klinik fase II, sebenarnya kita menguji (vaksin Zifivax) di dua dosis dan tiga dosis," kata Mahendra dalam konfrensi pers secara daring, Kamis (7/10).

Baca Juga

Mahendra mengungkapkan, sebenarnya dua dosis sudah cukup untuk memberi perlindungan. Namun, pihaknya tidak mau bila hanya dalam kata cukup.

"Kami tidak cukup dengan hanya cukup. Jadi kami ingin (hasil) yang excellent, karenanya kami lanjutkan ke tiga dosis," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, tim peneliti juga mengaku bila belajar dari vaksinasi untuk penyakit lain, biasanya memberikan lebih dari dua dosis untuk perlindungan jangka panjang. Salah satu contohnya adalah vaksinasi DPT, vaksinasi hepatitis B, dan vaksinasi polio yang biasanya diberikan tiga dosis.

Dari penelitian juga dikatakan, tubuh membutuhkan pembelajaran untuk memberi kekebalan yang sempurna. Sangat mungkin ketik diberikan dosis pertama antibodi hanya muncul sedikit, dosis kedua bertambah antibodinya, dan dosis ketiga lebih sempurna lagi

Mahendra memastikan, pemberian tiga dosis untuk vaksin Zifivax ini berdasar pada penelitian dan pembuktian di manusia melalui uji klinik. Adapun, vaksin Zifivax ini, bisa diberikan untuk rentang usia dewasa di atas 18 tahun dan lansia di atas 60 tahun.

Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, dari aspek keamanan berdasarkan uji klinis I,II, dan III efek samping vaksin Covid-19 Zifivax bisa ditoleransi dengan baik seperti sakit kepala demam. Efikasi atau kemanjuran vaksin berdasarkan uji laboratorium berdasarkan interim studi uji klinis fase tiga menunjukan hasil yang baik. Vaksin menunjukkan efikasi pada Covid-19 varian awal sebesar 92,92 persen, varian Gamma sebesar 100 persen , varian Delta sebesar 77 persen, dan varian Kappa 90 persen.

"Efikasi mencapai 81,71 persen yang dihitung setelah 7 hari secara vaksinasi lengkap dan mencapai 81,4 persen setelah 14 hari vaksinasi lengkap. Vaksin ini diberikan dalam 3 kali suntikan dalam rentan 3 bulan," terangnya.

Sementara untuk efikasi berdasarkan kelompok umur, pada 18-59 tahun adalah 81,5 persen dan di atas 60 tahun 87,6 persen. "Populasi 18-59 tahun 81,5 persen populasi lansia di atas 60 tahun 87,6 persen. Populasi Indonesia secara keseluruhan 79,88 persen," jelas Penny.

Vaksin Zifivax dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dan dikembangkan di Indonesia bekerjasama dengan PT Jebio dengan platform rekombinan protein sub unit. Penny mengatakan, vaksin ini telah menjalani uji klinik yang juga dilakukan di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement