REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenama mewah asal Italia, Dolce & Gabbana, menorehkan rekor setelah sukses menjual sembilan koleksi digital non-fungible token (NFT) dan koleksi busana couture terbaru. Koleksi yang dinamai "Collezione Genesi" itu laku dengan total sekitar 1,8 juta Ether setara 5,7 juta dolar AS atau Rp 81 miliar.
Koleksi ini dibuat dan dilelang oleh UNXD, yang disebut-sebut sebagai NFT paling kompleks yang dibuat dan ditawarkan sejauh ini. Sejak pengumuman tersebut, nilai uang kripto naik 10 persen yang berarti Collezione Genesi kini bernilai 6,1 juta dolar AS, mengingat pembayaran ke brand akan mengikuti harga pasar pada penutupan lelang.
Para pembeli koleksi ini termasuk dua kolektor NFT kenamaan Pranksy dan Seedphras, Boson Protocol selaku perusahaan yang membangun crypto-commerce, dan Red DAO sebagai organisasi otonom terdesentralisasi yang dibentuk dalam komunitas kripto untuk berinvestasi dalam mode digital. Direktur program virtual reality di Drexel University, Nick Jushchyshyn, mengaku tidak heran dengan rekor yang dicapai Dolce & Gabbana.
"Harga ini tidak mengejutkan. Anda memiliki desainer terkenal di dunia yang menciptakan sesuatu yang benar-benar unik, dan memerhatikan setiap detail, jadi rasanya sangat masuk akal ada kolektor NFT yang menghargainya," kata Nick, seperti dikutip The New York Times, Jumat (8/10).
Pengamat yang juga profesor fintech di Rutger Business School, Merav Ozair, sependapat dengan Nick. Dia mengatakan bahwa dunia saat ini sedang bergerak maju ke dunia virtual reality.
"Bahkan, saya pikir itu akan datang lebih cepat. Ketika kita sampai pada keadaan itu, barang-barang mewah akan menjadi bagian dari dunia tersebut," jelas Ozair.