REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dr. Windhu Purnomo mengingatkan, meski kasus penyebaran Covid-19 terus mengalami penurunan, bukan berarti masyarakat boleh lengah. Penularan dan peningkatan kasus Covid-19 menurutnya sewaktu-waktu bisa kembali melonjak, jika tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan. Tidak terlecuali penularan terhadap anak-anak.
Windhu menyatakan, anak-anak memang lebih aman dalam hal risiko kematian akibat Covid-19. Namun dalam hal penularan, peluangnya sama saja dengan orang dewasa pada umumnya. Maka dari itu, Windhu mengingatkan para orang tua untuk tetap memperhatikan potensi penularan pada anak. Sebab, pergerakan virus Covid-19 linier dengan pergerakan manusia dan perlu diwaspadai.
"Sekarang kita menghadapai kondisi landai dengan baik yakni dengan memperbaiki perilaku keluarga di rumah dan di sekolah. Karena, tidak hanya anak didik saja, tapi juga keluarga di rumah dan tenaga pendidik memiliki risiko," ujarnya, Jumat (8/10).
Terkait pembelajaran tatap muka yang mulai doselenggarakan di sekolah-sekolah, Windhu menyarankan agar ada penilaian dan asesmen secara detil dalam upaya mengantisipasi munculnya klaster sekolah. Asesmen dimaksudkan untuk mengukur apakah sekolah sudah siap memperpanjang pelaksanaan PTM atau tidak.
Selain itu, Windhu juga ingin para orang tua melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi anaknya yang mengikuti proses pembelajaran tatap muka. Windhu berharap, penggunaan QR Code PeduliLindungi di seluruh sekolah diterapkan dengan benar, agar proses belajar mengajar bisa efektif. Tentunya untuk menambah rasa aman dan nyaman baik bagi siswa maupun tenaga pengajar.
Windhu berharap adanya kekompakan antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam upaya menanggulangi penularan Covid-19. Sehingga tidak terjadi ledakan gelombang ketiga penularan Covid-19. Windhu menilai, upaya yang dilakukam selama ini, baik oleh pemerintah maupun elemen lainnya sudah berada di jalur yang tepat.
"Masyarakat kalau ditracing, testing, vaksin, prokes, harus mau. Tentu, itu peranan masyarakat yang baik. Kalau nggak mau, takut di-Covid-kan, bisa saja kondisinya kembali memburuk," ujarnya.
Windhu melanjutkan, meskipun pernah terkena Covid-19, tidak ada salahnya bagi masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi yang diselenggarakan pemerintah. Masyarakat yang pernah terinfeksi Covid-19 memang akan memiliki kekebalan secara alamiah. Namun, kata dia, dengan dilakukan vaksinasi, tubuh penyintas akan jauh lebih tangguh.