REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Penjualan kopi luwak di Desa Batang Palupuh, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terganggu akibat pandemi COVID-19. Pasalnya, pelanggan kopi biasanya berasal dari wisatawan mancanegara.
Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Agam, Dedi Asmar di Lubukbasung, Jumat (8/10), mengatakan, omzet penjualan produk Rafflesia Luwak Coffie turun drastis karena pada umumnya konsumen berasal dari wisatawan mancanegara.
"Saat ini wisatawan mancanegara tidak ada lagi masuk ke Indonesia dan termasuk ke daerah itu setelah pandemi COVID-19," katanya.
Ia mengatakan, konsumen kopi luwak itu merupakan wisatawan mancanegara seperti, China, Jepang, Prancis dan lainnya. Sebelum pandemi, tambahnya lokasi itu sangat ramai dikunjungi konsumen dari wisatawan mancanegara sekitar puluhan orang setiap bulannya. Dengan tidak adanya wisatawan mancanegara yang datang, maka omset penjualan menjadi berkurang cukup dratis.
"Kopi luwak itu orizonal atau secara alami dan bukan sistim peternakan. Serat bisa digunakan untuk masker muka," katanya.
Ia menambahkan, Diskoperindag-UMKM Agam bakal membantu untuk memasarkan kopi luak ini. Selain itu, akan menghidangkan kopi tersebut ke tamu pemerintah daerah, membuat surat edaran minum kopi dan lainnya.
"Saat ini juga ada program Gubernur Sumbar minum kopi Minang," katanya.