REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Selama pandemi kunjungan ke dokter gigi menurun karena adanya resiko penularan virus. Kondisi itu menimpa Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang menjadi tertunda, sebabkan pemantauan kondisi gigi anak usia sekolah terhambat.
Melihat kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tergugah mengembangkan program pengabdian masyarakat untuk ketahui kesehatan gigi dan mulut siswa. Program digagas lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi.
Ada Tiffany Winata, Tiara Evita Sari, Fariz Attar Aulia, Keysa Izza Kurnia dan Rania Banurisya, dan dosen pendamping drg Hendri Susanto. Program dikembangkan melalui PKM Pengabdian Masyarakat dan mendapatkan dana hibah Kemdikbudristek.
Program dijalankan di SMP Negeri 2 Bantul berupa penggunaan aplikasi ponsel yang digempari siswa yaitu Line. Line merupakan sarana pendukung pemantauan kesehatan gigi dan mulut jarak jauh berbasis teledentistry melalui potret gigi.
"Fotografi merupakan salah satu kegemaran yang paling umum di kalangan remaja saat ini, sehingga siswa mitra hanya perlu sedikit pelatihan untuk bisa mengambil foto gigi dan rongga mulut yang baik," kata Tiffany, Senin (11/10).
Tiffany menjelaskan, pelaksanaan program dimulai dari pelatihan siswa-siswi SMP mengambil potret gigi. Adapun pengambilan potret gigi dilakukan dari lima sisi yaitu depan, samping kanan, samping kiri serta permukaan kunyah atas dan bawah.
Pengiriman potret gigi yang diambil dan dikirim periodik melalui pesan pribadi ke Official Account Line sebagai komunikasi dan konsultasi. Siswa juga mendapat edukasi kesehatan gigi dan mulut berupa video, slide infografis dan kuis interaktif.
OA Line diberi nama Dentoport, singkatan Dental Online Report. Sebab, setelah pengiriman potret akan memberi laporan penilaian kondisi kesehatan gigi dan mulut disertai rekomendasi perilaku pencegahan yang dapat dilakukan di rumah.
"Bila ada masalah yang perlu segera diperiksakan ke dokter gigi akan kami komunikasi dalam laporan tersebut," ujar Tiffany.
Program berlangsung Juni-September 2021 dengan jadwal empat pengambilan potret gigi dan mulut. Selama itu, terlihat perubahan positif peningkatan kebersihan gigi setelah mendapat edukasi cara pembersihan gigi yang baik dan benar.
Dengan pemantauan rutin perkembangan kondisi rongga mulut melalui potret gigi yang berdampak ke pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut siswa. Tim menyediakan konten edukasi kesehatan gigi dan mulut berbentuk video dan slide infografis.
Fariz menerangkan, sebelum konten diunggah, tim meninjau tingkat pengetahuan siswa mitra dengan mengirim kuis singkat menarik dan sederhana. Setiap konten dan kuis diunggah memperoleh respon yang positif dan antusias dari siswa mitra.
Program Dentoport rencananya akan berkolaborasi dengan puskesmas daerah selaku fasilitas kesehatan primer paling dekat masyarakat. Sehingga, program ini bisa diadopsi Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan jadi alternatif selama pandemi.
"Kami telah berkoordinasi dengan Puskesmas Bantul II, yaitu puskesmas paling dekat dengan sekolah mitra kami saat ini. Puskesmas menunjukkan respon yang positif, sehingga besar harapan kerja sama dapat terwujud dalam waktu dekat," kata Fariz.
Rania menambahkan, pemanfaatan potret gigi dan teledentistry ini masih sangat besar potensinya untuk dikembangkan. Bahkan, masih memungkinkan diterapkan sebagai bagian dari upaya-upaya kesehatan masyarakat di Indonesia.
Program yang dikembangkan kelima mahasiswa muda ini tidak hanya menawarkan alterantif solusi pemantaua gigi siswa selama pandemi. Namun, mengantarakan melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional yang digelar 25-30 Oktober 2021.
"Kami harap, ke depannya kerja sama dengan puskesmas, program ini dapat menjangkau sekolah-sekolah lain serta masyarakat luas," ujar Rania.