REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ketua Komisi II DPRK Aceh Tamiang membidangi sektor pertanian, Saiful Sofyan mendorong kalangan petani di daerah itu mengembangkan tanaman pupuk organik.
"Pengembangan pupuk organik di Aceh Tamiang berawal dari kelangkaan pupuk subsidi. Banyak kelompok tani yang tidak mendapatkan pupuk subsidi," kata Saiful Sofyan di Aceh Tamiang, Selasa (13/10).
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, kata Saiful Sofyan, beberapa kelompok tani di Aceh Tamiang menjalin kerja sama dengan seorang konsultan ahli unsur tanah, Atmansyah yang pernah belajar di Qatar. "Dengan kelangkaan pupuk subsidi ini, kami upayakan ada program lain bisa ditangani dengan pupuk organik, sehingga petani tetap bisa bercocok tanam," kata Saiful Sofyan.
Penggunaan pupuk organik di Aceh Tamiang menjadi contoh bagi daerah lain. Anggota DPRD dari Sumatera Utara juga pernah studi banding ke Aceh Tamiang belajar cara membuat pupuk organik dan tanaman padi organik hingga fase panen.
"Produksinya cukup bagus, tidak kalah dengan padi biasa. Tanaman padi menggunakan pupuk organik mampu menghasilkan tujuh hingga delapan ton per hektare," kata Saiful Sofyan.
Ia menyarankan agar penerapan pupuk organik dapat dilakukan dengan program cetak sawah baru yang kondisi tanahnya masih memiliki zat asam tinggi. "Pupuk organik ini sangat bagus untuk pengolahan tanah di lahan sawah baru. Pupuk organik bisa mengatasi kelangkaan pupuk subsidi," kata Saiful Sofyan.
Ia pun terus memperjuangkan program cetak sawah baru, sehingga penambahan lahan persawahan ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. "Pertanian harus menjadi sektor andalan Aceh Tamiang. Selain untuk mewujudkan ketahanan pangan, juga untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," katanya.