REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak tanaman pangan yang sebenarnya belum terbiasa dikonsumsi masyarakat pada umumnya. Padahal, sebenarnya pangan tersebut menawarkan nilai gizi cukup baik.
Perlu pengetahuan dan ketelitian dalam pemilihan tanaman pangan. Product specialist di PT Prodia Occupational Health Institute International, Brilliantika Resy Febriani, mengatakan tananaman pangan layak konsumsi biasanya dilihat dari tiga hal yakni nilai gizi berkaitan dengan manfaat untuk tubuh, kemudian apakah beracun dan memicu alergi atau tidak, dan bagaimana pangan tersebut dapat diolah.
“Misalnya manfaat karbohidrat, protein cukup tinggi sebagai sumber energi maupun bisa membantu fungsi tubuh lainnya,” kata Brilliantika dalam acara kampanye #MasakSetiapBagian bersama Cookpad, beberapa waktu lalu.
Tanaman pangan yang layak konsumsi juga dapat mengandung lemak baik, vitamin, mineral, dan zat tambahan bagi kesehatan seperti jahe atau kunyit dalam bentuk bumbu yang memberikan rasa dan juga mengandung imunomodulator dan zat lainnya. Selain nilai gizi, pastikan tanaman itu tidak beracun atau punya efek bagi kesehatan. Misalnya perhatikan efek yang bisa menyebabkan gatal, diare, muntah keracunan atau bahkan mengancam jiwa.
Terakhir, penting untuk mengetahui cara dan mengolah tanaman agar dikonsumsi secara baik. Misalnya, merendam terlebih dulu daun pohon pepaya, jantung pohon pisang dengan air garam untuk menghilangkan getah dan efek rasa pahit. Kemudian mengolah dengan benar batang umbi-umbian seperti talas yang bisa menimbulkan efek gatal di tenggorokan. Bagian putih semangka atau biji-bijian tertentu juga dapat diolah karena punya nilai gizi baik yang bermanfaat bagi tubuh.
Kampanye #MasakSetiapBagian bersama Cookpad dilakukan di 30 negara sebagai ajakan untuk gerakan mengurangi limbah masakan. Selain itu, diharapkan dapat mengurangi gas emisi global, menjadikan memasak lebih bijak karena tahu risiko dan manfaatnya.
CEO Cookpad Indonesia, Soegianto, mengatakan masyarakat diharapkan mendapat pengetahuan tentang nutrisi makanan yang sebelumnya belum banyak diketahui. Memasak bukan saja membuat perut kenyang tapi dapat berdampak pada lingkungan.
“Saya percaya bagian kulit bawang bisa dimakan, dimasak, dan memberi nutrisi tambahan. Bayangkan kalau dibuang menghasilkan berapa juta ton sampah. Jadi kamu dalam rumah tanggamu bisa berdampak untuk dunia,” kata Soegianto. Santi Sopia