REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor meluncurkan website sebagai upaya optimalkan taman bacaan di Indonesia. Disaksikan 160-an anak pembaca aktif dan 20 relawan, peluncuran website resmi https://tbmlenterapustaka.com/ (tbmlenterapustaka.com) dilakukan di Bogor, Rabu (13/10). Selain berisi profil dan program taman bacaan, website ini pun menyajikan rubrik “majalah taman baca” yang ditulis setiap hari tentang aktivitas dan opini seputar taman bacaan dan gerakan litetasi di Indonesia.
“Website tbmlenterapustaka.com ini dibangun secara sukarela oleh relawan kami, Nazarkasih. Sebagai bentuk kepedulian terhadap aktivitas taman bacaan yang layak dipublikasikan. Di era digital sekarang, taman bacaan bukan hanya tempat baca buku. Tapi harus mampu menjadi menjadi inkubator gerakan literasi dan tradisi baca, termasuk praktik baik taman bacaan. Apa saja informasi ada di website kami” ujar Syarifudin Yunus, pendiri TBM Lentera Pustaka yang sekaligus kandidat Doktor Taman Bacaan dari Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor.
Nazarkasih, developer sekaligus relawan TBM Lentera Pustaka membangun website ini dalam 3-4 bulan. Agar publikasi aktivitas taman bacaan bisa menjadi bagian literasi informasi yang dapat diakses siapapun yang peduli taman bacaan. Selain memudahkan mencari informasi taman bacaan, website ini menjadi bukti bahwa taman bacaan pun perlu eradaptasi dengan dinamika era digital.
Menurutnya, praktik baik di taman bacaan sangat pantas dipublikasikan. “Saya bangun website tbmlenterapustaka.com ini secara sukarela. Sebagai bakti relawan untuk kegiatan sosial di bidang literasi. Karena saya yakin, masyarakat literat bisa terwujud bila diimbangi dengan kemudaha akses informasi,” kata Nazarkasih, developer website saat peluncuran, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Selain website, TBM Lentera Pustaka pun dilengkapi informasi di Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Bacaan_Masyarakat_Lentera_Pustaka) termasuk Syarifudin Yunus sebagai pendirinya (https://id.wikipedia.org/wiki/Syarifudin_Yunus). Pada rubrik “majalah taman baca” di website ini pun disajikan beragam informasi dan aktivitas taman bacaan dan gerakan literasi yang dapat dijadikan referensi dalam mengelola dan mengembangkan program di taman bacaan.
Dari data yang ada, lebih dari 5.000 taman bacaan di Indonesia, tidak banyak taman bacaan yang memiliki website sendiri. Bila ada pun, update informasi dan aktivitas taman bacaan pun tergolong lambat atau telat. Sehingga informasi terkini sulit diperoleh masyarakat.
“Maka website tbmlenterapustaka.com bertekad lebih konsisten menyajikan informasi terbaru, di samping mengoptimalkan publikasi dan keterbukaan informasi taman bacaan yang dapat diakses kapanpun dan di mana pun,” kata Syarifudin Yunus.
Ia mengemukakan, peluncuran website tbmlenterapustaka.com jadi buku menunjukkn bahwa taman bacaan dapat menjadi sumber informasi yang berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang literat. Khususnya berkaitan dengan kecakapan literasi dasar seperti baca tulis, digital, numerasi, sains, finansial, dan budaya-kewargaan.
“Taman bacaan pun harus menjawab tantangan era digital dengan teknologi informasi yang lebih berdaya seperti membangun website sebagai bagian penguatan literasi informasi. Agar masyarakat lebih ‘melek informasi’ (information literacy) dan mampu menggunakan perangkat teknologi informasi (e-literacy) yang positif,” paparnya.
Patut diketahui, sejak dirikan empat tahun lalu, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor saat ini memiliki 11 program literasi. Yaitu: 1) TABA (Taman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia PAUD, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo, 6) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 28 ibu-ibu sebagai koperasi simpan pinjam untuk mengatasi soal rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku) untuk menerima dan menyalurkan buku bacaan, 9) RABU (RAjin menaBUng) karena semua anak punya celengan, 10) LITDIG (LITerasi DIGital) seminggu sekali setiap anak, dan 11) LITFIN (LITerasi FINansial).
Atas praktik baik itu pula, TBM Lentera Pustaka terpilih sebagai penyelenggara program Kampung Literasi tahun 2021 yang diinisiasi Direktorat PMPK Kemdikbudristek RI dan Forum TBM. Melalui program “Kampung Literasi Sukaluyu”, TBM Lentera Pustaka merupakan satu-satunya taman bacaan dari Bogor yang terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia. Hal ini pun melengkapi prestasi pendiri TBM Lentera Pustaka yang terpilih sebagai “31 Wonderful People tahun 2021” kategori Pegiat Literasi dan Pendiri Taman Bacana dari Guardian Indonesia pada September 2021 lalu.
“Melalui peluncuran website ini, TBM Lentera Pustaka ingin mengajak masyarakat untuk selalu membaca buku dan peduli pada taman bacaan. Karena ke depan, manusia yang dipersenjatai dengan membaca dan informasi yang literat akan selalu memenangkan pertempuran,” kata Syarifudin Yunus.