Kamis 14 Oct 2021 17:19 WIB

Studi: Dosis Booster Pakai Merek Vaksin Lain Aman-Efektif

Penerima vaksin J&J, contohnya, aman dapat booster vaksin Pfizer atau Moderna.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 Comirnaty buatan Pfizer-BioNTech. Studi mengungkap, orang yang telah mendapatkan vaksin Johnson & Johnson aman untuk mendapatkan dosis booster dengan vaksin merek lain, misalnya Moderna atau Pfizer.
Foto: EPA-EFE/DANIEL DAL ZENNARO
Vaksin Covid-19 Comirnaty buatan Pfizer-BioNTech. Studi mengungkap, orang yang telah mendapatkan vaksin Johnson & Johnson aman untuk mendapatkan dosis booster dengan vaksin merek lain, misalnya Moderna atau Pfizer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa pemberian vaksin Covid-19 dari merek atau produk yang berbeda tetap aman dan efektif. Bahkan, penggunaan vaksin yang tak sama untuk dosis booster dapat memicu respons sistem kekebalan yang lebih kuat.

Penelitian tentang mix and match vaksin Covid-19 mengacu pada pemberian dosis penguat (booster) dengan vaksin yang berbeda dari jenis vaksin yang digunakan untuk suntikan pertama dan kedua. Studi dari National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa orang yang menerima vaksin Johnson & Johnson menghasilkan tingkat antibodi yang lebih kuat setelah mereka mendapat suntikan booster vaksin buatan Moderna atau Pfizer,  dibandingkan dengan dosis penguat dari Johnson & Johnson.

Baca Juga

Sementara, orang-orang yang awalnya divaksinasi dengan Pfizer atau Moderna dan menerima booster dengan merek yang sama, menghasilkan respons kekebalan yang sama kuatnya. John Beigel, direktur asosiasi untuk penelitian klinis di Divisi Mikrobiologi dan Penyakit Menular di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan, lebih banyak penelitian akan dilakukan dan memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan menyeluruh dari temuan awal.

"Menurut saya, ini adalah bagian penting karena memberi tahu Anda bagaimana kita dapat menggunakan vaksin secara bergantian dan apa yang terjadi jika kita melakukannya," ujar Beigel, dilansir NBC, Kamis (14/10).

Meski demikian, Beigel menyebut bahwa penelitian ini tidak dirancang untuk mengidentifikasi booster mana atau kombinasi vaksin mana yang lebih unggul. Sebaliknya, studi lakukan dapat memberikan bukti bahwa vaksin dan booster dapat digunakan dengan aman dalam kombinasi yang berbeda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement