REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa indikasi risiko keparahan Covid-19 dapat dilihat dari kekakuan arteri, yakni pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Hal itu dilakukan dengan memperkirakan kecepatan gelombang nadi atau detak jantung (ePWV).
Para peneliti mencatat bahwa penanda kekakuan aorta sebagai pembuluh darah utama dan terbesar di tubuh manusia ini telah menjadi cara efektif untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi saat terkena Covid-19. Akurasi penilaian risiko pasien pada saat masuk rumah sakit sangat penting secara klinis karena akan menentukan strategi terapeutiknya.
Sebuah tim yang dipimpin oleh peneliti di Newcastle University menunjukkan bahwa ePWV menyediakan alat klinis tambahan untuk memperbaiki strata risiko pasien rawat inap di luar faktor risiko yang ditetapkan. Penelitian ini melibatkan 1.671 orang dari Inggris, Italia, dan Yunani.