Ahad 17 Oct 2021 12:15 WIB

Optimalkan PTM, Siswa SD di Kota Bandung Jalani Tes PCR

Untuk memastikan kesiapan pemberlakuan PTM

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Sandy Ferdiana
Petugas kesehatan melakukan tes swab kepada pelajar.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petugas kesehatan melakukan tes swab kepada pelajar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Sedikitnya 180 siswa dan 18 orang guru pada 6 sekolah dasar (SD) di Kota Bandung menjalani tes PCR secara acak sejak Jumat (15/10) hingga Ahad (17/10). Kegiatan tes PCR itu merupakan upaya mengoptimalkan kegiatan pembelajaran tatap muka di Kota Bandung.

"Kalau total sampai hari ini sudah 6 sekolah dengan total siswa 180 dan guru 18 orang, persentase untuk SD sudah 13 persen dari total siswa SD 1.320," ujar Kasi Kelembagaan dan Peserta Didik SD Disdik Kota Bandung, Risman Al Isnaeni saat dihubungi, Ahad (17/10).

Ia menuturkan, pihaknya belum menerima laporan terkait pelaksanaan tes PCR bagi siswa SMP, SMA, dan lainnya. Namun diperkirakan pada dua hari kemarin terdapat sekolah jenjang menengah yang sudah melaksanakan tes PCR untuk siswa dan para guru.

‘’Jenjang SMP dan SMA laporan kemarin pekan depan (tes PCR) tetapi Sabtu kemarin mungkin ada yang melakukan. Senin dan Selasa besok banyak ada 10 sekolah yang melaksanakan sampling swab," katanya.

Risman menuturkan para siswa dan guru yang telah mengikuti tes PCR diminta untuk beristirahat selama satu hari di rumah dan menunggu hasil tes. Hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan hasil tes PCR tersebut.

"Belum, informasi kemarin waktu rakor 1x24 jam ketika hasil sampling diterima oleh lab, menunggu juga. Nanti dari lab dinkes provinsi akan diinformasikan ke Dinas Kesehatan Kota Bandung lalu ke disdik dan sekolah," katanya.

Pelaksanaan tes PCR kepada siswa dan guru, ia menjelaskan bagian dari upaya melakukan 3T yaitu testing, trasing dan treatment. Sekaligus mengawal agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka bisa berlangsung dengan lancar.

''Alhamdulillah yang melakukan PTMT tiap hari sekolah melaporkan jalannya pembelajaran melalui sistem dan kita memantau tiap hari. Sampai hari ini tidak ada guru siswa yang terpapar,'' katanya.

Pada gelombang pertama, Risman menambahkan sebanyak 330 sekolah menggelar PTM terbatas. Sedangkan pada gelombang kedua sebanyak 1.600 sekolah kembali menggelar PTM dan gelombang ketiga masih dapat tahap pembahasan pihak disdik.

‘’Gelombang tiga belum, menunggu hasil swab dan evaluasi gelombang kedua yang di tahap transisi apakah akan dilanjutkan dengan meningkatkan kapasitas menjadi 50 persen,’’ katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement