REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati mengingatkan pemerintah untuk serius mencegah terjadinya gelombang ketiga. Menurutnya melandainya kasus konfirmasi positif di Indonesia harus dipertahankan dengan tetap menjaga protokol 5M bagi masyarakat dan 3T bagi pemerintah.
Hal itu disampaikan Mufida menanggapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyinggung rendahnya angka testing Covid-19 di Indonesia dalam sepekan terakhir pada 7-13 Oktober 2021.
"Testing untuk mencari kasus positif dari orang yang bergejala bisa jadi menurun seiring menurunnya kasus. Tapi testing untuk mencari kontak erat dan testing acak untuk mencari kasus konfirmasi tidak boleh kendur karena angka konfirmasi harian kita masih ada, bukan 0," ungkap Mufida dalam keterangan tertulisnya, dikutip Ahad (17/10).
Politikus PKS itu juga mengingatkan potensi terjadinya gelombang ketiga yang diprediksi bisa terjadi pada akhir tahun seiring pelonggaran pembatasan pada Agustus. Ia berharap potensi ini harus dicegah secara sungguh sungguh oleh pemerintah dengan tetap melakukan 3T.
Ia juga berharap gelombang ketiga tidak terjadi. Namun demikian belajar dari hantaman gelombang kedua pada Juni-Juli lalu, perlu disiapkan skenario matang jika nantinya gelombang ketiga terjadi.
"Para ahli melakukan prediksi, terjadi atau tidak yang jelas wajib dilakukan adalah melakukan kesiapan. Dipastikan ada stok obat, stok bed perawatan, stok oksigen dan ketersediaan tempat karantina terpusat," ujarnya.
Mufida menyebut kesiapan ini sebagai bentuk antisipasi munculnya gelombang-gelombang berikutnya. Sebab, banyak negara yang sudah mengalami serangan gelombang ketiga.
"Antisipasi wajib dilakukan dengan tetap agresif dalam pelaksanaan vaksinasi terutama di wilayah yang sulit akses dan dipastikan adanya supply chain vaksinasi yang adil dan merata di semua daerah," tuturnya.