REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sebagai upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi, Bea Cukai secara aktif menggali potensi ekspor dari berbagai daerah. Kepala Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi, Tubagus Firman Hermansjah, mengungkapkan bahwa pada kesempatan ini Bea Cukai melaksanakan asistensi terhadap calon eksportir dari Aceh, Pematang Siantar, Banjarmasin, serta Ambon.
“Di Aceh, Bea Cukai mengunjungi beberapa UMKM dengan beragam komoditi kualitas ekspor antara lain ikan, kopi, tekstil, hingga bawang merah. Kesempatan ini dioptimalkan untuk berdiskusi dengan pelaku usaha terkait prosedur eskpor,” kata Firman.
Sementara Bea Cukai Pematang Siantar mengadakan sosialisasi secara daring terkait pengajuan fasilitas kawasan berikat oleh PT Sumatra Tobacco Trading Company (STTC) pada Rabu (13/10) lalu. Firman menjelaskan bahwa dengan menjadi kawasan berikat, pengusaha dapat menerima kemudahan seperti fasilitas penangguhan bea masuk, tidak dipungut PPN dan PPnBM, serta pembebasan cukai.
“Selain itu, Bea Cukai Banjarmasin berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, untuk membahas mengenai prosedur ekspor komoditi perhiasan produk UMKM. Tentunya, diharapkan kedepannya pelaku UMKM Mitra Binaan Bank Indonesia di Kalimantan Selatan ini, dapat memasarkan produk unggulannya ke pasar internasional,” ujarnya.
Firman juga menambahkan bahwa Bea Cukai Ambon juga secara aktif mendukung proses ekspor komoditas damar dari PT Parshu Indonesia. Damar merupakan hasil sekresi (getah atau gum) dari pohon Shorea sp., yang banyak dimanfaatkan dalam pembuatan cat, vernis, plastik dan lain lain. “Perusahaan ini berencana untuk melakukan ekspor 15 ton gum copal/damar ke Chittagong, Bangladesh, pada bulan ini. Kami berharap, dengan pendampingan dan diskusi yang secara kontinyu dilaksanakan, calon eksportir dapat memasarkan produknya melalui ekspor. Sehingga akan turut memajukan perekonomian daerah,” kata Firman.