REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga tekanan darah tetap normal diketahui bisa terhindar dari berbagai masalah kesehatan. Namun, penelitian baru-baru ini menunjukan bahwa tekanan darah juga berkaitan dengan kesehatan otak.
Menurut temuan baru, menjaga tekanan darah yang optimal menjadi kunci untuk membuat otak tetap muda dan sehat. Penelitian itu dipimpin oleh para ilmuwan di Australian National University yang menganalisis 2.000 pemindaian otak dari 686 orang sehat antara usia 44 dan 76 tahun. Tim kemudian menggabungkannya dengan data tekanan darah pada setiap subjek yang dikumpulkan hingga empat kali dalam 12 tahun.
Peneliti mengklaim bahwa penting untuk memperkenalkan perubahan gaya hidup dan pola makan sejak dini untuk mencegah tekanan darah naik terlalu tinggi, daripada menunggu sampai menjadi masalah. Hal itu memungkinkan para peneliti untuk menentukan usia otak setiap orang, ukuran standar kesehatan otak, dan mendapatkan wawasan baru tentang pengaruh tekanan darah tinggi terhadapnya.
Pada orang dewasa, tekanan darah normal berarti di bawah 120/80, sedangkan tekanan darah optimal mendekati 110/70. Menurut analisis tim, bahkan mereka yang berada di ujung yang lebih tinggi dari kisaran 'sehat' berisiko mengalami penuaan otak lebih cepat. Namun, jika menargetkan tekanan darah yang optimal dapat membuat perbedaan.
"Penting bagi kita untuk memperkenalkan perubahan gaya hidup dan pola makan sejak dini untuk mencegah tekanan darah kita naik terlalu tinggi, daripada menunggu itu menjadi masalah," kata rekan penulis Profesor Walter Abhayaratna, dilansir dari newatlas, Rabu (20/10).
Dibandingkan orang dengan tekanan darah tinggi 135/85, seseorang yang punya angka optimal 110/70, ditemukan memiliki usia otak yang tampak enam bulan lebih muda pada saat mereka mencapai usia paruh baya. Temuan ini telah membuat para peneliti menyerukan revisi pedoman kesehatan.
Para ilmuwan mengatakan, penelitian ini juga menyoroti kebutuhan untuk memperhatikan pembacaan tekanan darah jauh lebih dini dalam kehidupan. Sebab, efek terkait otak dapat mulai terbentuk bahkan ketika orang berada dalam kondisi sehat seperti usia 20-an.
"Pemikiran bahwa otak seseorang menjadi tidak sehat karena tekanan darah tinggi di kemudian hari tidak sepenuhnya benar," kata penulis studi Profesor Nicolas Cherbuin.
Sebelumnya, interaksi antara tekanan darah tinggi dan kesehatan otak memang menjadi penelitian yang terus dikembangkan. Penelitian semakin menghubungkan hipertensi dengan penurunan fungsi kognitif di kemudian hari.
Semakin banyak penelitian memperkuat hubungan antara tekanan darah tinggi dan gangguan kognitif ringan, demensia dan Alzheimer. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa mengobati tekanan darah tinggi dapat memperlambat laju penurunan kognitif. Hal itu juga bisa dicapai dengan pemberian obat hipertensi umum untuk meningkatkan aliran darah. Tetapi masih banyak hal yang perlu digali, termasuk bagaimana tekanan darah mempengaruhi otak dan pada tahap kehidupan mana itu mulai dilakukan.
Karena itulah, penelitian baru ini mencoba menjawab hal tersebut. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience dari sumber Australian National University.