Rabu 20 Oct 2021 15:50 WIB

Ada Ruang Menangis di Spanyol, Bagaimana Cara Kerjanya?

Pada bagian depan ruangan, ada tulisan "masuk dan menangis".

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Ruang Menangis atau La LLoreria di Madrid, Spanyol.
Foto: Reuters/Juan Medina
Ruang Menangis atau La LLoreria di Madrid, Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Menangis, masalah kesehatan mental, dan mencari bantuan untuk mengatasi masalah kesehatan mental masih lekat dengan stigma negatif di Spanyol. Untuk melawan stigma ini, La LLoreria atau Ruang Menangis, hadir di pusat Kota Madrid, Spanyol.

"Menangis distigmatisasi di Spanyol, seperti halnya di banyak negara lain," jelas seorang mahasiswa asal Swedia yang tinggal di Madrid, Jon Nelssom, seperti dilansir di Indian Express, Rabu (20/10).

La LLoreria berlokasi di sebuah gedung yang terletak di Madrid. Pada bagian depannya, terdapat tulisan "enter and cry" atau "masuk dan menangis". Ada pula tulisan "I too have anxiety" atau "saya juga memiliki kecemasan" yang tampak bersinar di bagian dalam.

Ruang Menangis ini juga menyediakan telepon-telepon di salah satu sudutnya. Telepon-telepon tersebut disertai dengan nomor kontak siapa saja yang bisa dihubungi ketika merasa sedih, termasuk nomor kontak psikolog.

"Ini merupakan ide yang sangat luar biasa untuk memvisualisasikan masalah kesehatan mental," ujar Nelssom.

Sepekan lalu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan bahwa pemerintah menyediakan 100 juta euro atau sekitar Rp 1,6 triliun untuk mendorong layanan kesehatan mental. Salah satu di antaranya adalah layanan saluran telepon 24 jam untuk membatu orang-orang yang berpikir hendak bunuh diri.

"Ini bukan hal yang tabu, ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus kita bicarakan, kita buat terlihat, dan kita hadapi sebagaimana mestinya," jelas Sanchez saat memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia, beberapa waktu lalu.

Bunuh diri merupakan isu kesehatan yang cukup mengkhawatirkan. Di Spanyol, ada sebanyak 3.671 orang yang meninggal dunia akibat bunuh diri pada 2019. Hal ini menjadikan bunuh diri sebagai penyebab kematian terbanyak kedua setelah penyebab alami di Spanyol.

Selain itu, satu dari 10 remaja di Spanyol terdiagnosis dengan masalah kesehatan mental. Sebanyak 5,8 persen populasi di Spanyol juga bergelut dengan masalah kecemasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement