REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia pendidikan di era pandemi menjadi salah satu sektor yang terkena imbas. Banyak kalangan menilai kualitas pendidikan Indonesia selama pandemi mengalami penurunan lantaran pola belajar online yang kurang maksimal. Semua pihak pun diminta ikut turun tangan membantu dunia pendidikan, termasuk para politikus.
Pengamat pendidikan, Prof Cecep Darmawan menyarankan para politikus fokus menyukseskan program yang dicanangkan oleh pemerintah, termasuk di sektor pendidikan, daripada tebar pesona untuk menghadapi Pemilu 2024. Apalagi Pilpres 2024 masih relatif lama dan jabatan Presiden Jokowi masih tersisa sekitar dua tahun.
"Artinya energinya harus didorong kepada pencapaian kinerja, apalagi di masa pandemi," kata Prof Cecep saat berbincang dengan Republika.co.id, Senin (18/10).
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah politikus kompak ramai-ramai memasang iklan di berbagai platform, salah satunya di baliho. Puan Maharani contohnya. Ketua DPR sekaligus politikus PDIP itu menjadi politikus yang iklan balihonya termasuk paling banyak berseliweran di berbagai lokasi.
Prof Cecep tidak mempermasalahkan hal tersebut. Namun ia berharap para politikus yang memegang jabatan publik, termasuk Puan, menggunakan political will dan goodwill-nya untuk kepentingan masyarakat lebih luas. Contohnya Puan bisa memfokuskan membantu dunia pendidikan.
"Distrupsi pendidikan adanya perubahan yang begitu cepat adanya melakukan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) baru dimulai dan itu masih terbatas. Sudah selayaknya (para politikus) fokus ke situ. Jabatan publik dari politikus diembankan kepada publik," ucap Prof Cecep.
Menurut Cecep, jika fokus kepada pencapaian kinerja dan memberikan inspirasi mengatasi masalah lebih masif, para politikus itu pun akan mendapatkan tempat di hati masyarakat.
"Tinggalkan kepentingan pribadi, golongan, demi kepentingan bangsa, terlebih (membantu) untuk pendidikan," ucap dia.
Political will yang dimiliki Puan dan para politikus lain bisa digunakan untuk dunia pendidikan, seperti menaikkan anggaran pendidikan sebagai konsekuensi bentuk dukungan. Apalagi infrastuktur pendidikan membutuhkan biaya besar, membutuhkan dukungan politik, dan dukungan anggota dewan serta kepala daerah. "Agar tidak terjadi learning loss yang begitu besar," kata Prof Cecep.
Para politikus pun diminta Prof Cecep fokus bekerja. Toh, kata Prof Cecep, masyarakat nantinya akan mendukung siapa yang mengkhitmadkan diri kepada masyarakat.
"Masyarakat saat ini semakin hari semakin cerdas, siapa yang mengabdi dan berkhitmad kepada masyaraat dan memiliki track record (yang baik) akan didukung masyarakat," ujar Prof Cecep.