REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiprah budayawan, sastrawan, dan ahli bahasa, Sutan Takdir Alisyahbana (STA), dalam dunia kebudayaan sudah diketahui secara luas oleh masyarakat. Namun, ada satu kiprah STA lain yang hanya sedikit sekali dibahas, yakni di dunia pendidikan.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon dalam rangkaian kegiatan akademis dan intelektual pada Dies Natalis ke-72 Universitas Nasional (Unas) pada Selasa (19/10) lalu. Fadli Zon mengisi kegiatan puncak orasi ilmiah dengan topik 'Revitalisasi Gagasan Sutan Takdir Alisyahbana dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan'.
"Topik pendidikan sedikit sekali dibahas. Dibandingkan dengan topik-topik lainnya, Sutan Takdir Alisyahbana memang tidak banyak menulis isu pendidikan secara spesifik dalam karya-karyanya," ujar Fadli berdasarkan siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/10).
Dia mengatakan, jejak STA dalam bidang pendidikan sudah terbukti, yakni tidak hanya dalam mengajar, tetapi juga jejaknya dalam kelembagaan. Fadli mengatakan, Unas yang berusia 72 tahun merupakan saksi pemikiran STA di bidang pendidikan dan menjadi peninggalannya.
"Keterlibatan STA dalam dunia pendidikan, menurut Guru Mahendra, merupakan konsekuensi logis dari sikapnya untuk mengejar kemajuan dan pendiriannya untuk ikut menciptakan manusia-manusia berbudaya modern. Unas dijadikan STA sebagai kendaraan melakukan transformasi sosial dan kebudayaan tersebut," kata dia.
Meski STA bukan satu-satunya pendiri Unas, Fadli merasa yakin penggalian kembali pemikirannya penting untuk dilakukan. Terutama terkait bidang pendidikan dan agenda pengembangan pendidikan tinggi, diskusi mengenai karya, dan pemikiran STA harus dihidupkan kembali baik di kalangan dosen maupun mahasiswa.
Pada 15 Oktober 2021 lalu, Unas memasuki usia ke-72 tahun. Pada Dies Natalis ke-72-nya Unas mengangkat tema “Berbakti untuk Negeri”. Menurut Ketua Panitia Dies Natalis, Tatang Mitra Setia, terdapat 33 rangkaian kegiatan yang diselenggarakan sejak bulan September 2021 dan akan berlanjut hingga November 2021.
Rektor Unas, El Amry Bermawi Putera dalam pidato acara puncak Dies Natalis Universitas Nasional ke-72 menyampaikan, seiring berjalannya waktu, Unas telah tumbuh berkembang menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Pengembangan dan pembangunan terus dilakukan, baik dari aspek sumber daya manusia maupun pembangunan sarana prasarana.
"Unas telah menyelesaikan pembangunan Auditorium Cyber Unas yang telah diresmikan pada tanggal 1 Februari 2021 dengan standar internasional. Di samping pembangunan fisik, Unas juga telah melakukan langkah inovatif dengan reformasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi," ungkap El Amry.
Di samping itu, Unas menyiapkan sarana dan prasarana penelitian termasuk mendirikan pusat-pusat penelitian yang dalam jangka panjang diarahkan untuk menjadi pusat unggulan bagi bidang penelitian tertentu. Program-program kerja sama turut diarahkan untuk membangun kemitraan yang dilandasi kesetaraan, adanya nilai tambah, berkelanjutan, dan berkeragaman.
Kerja sama dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh Unas juga menunjukkan grafik peningkatan dari tahun ke tahun. Selain itu, Unas masih diberikan kepercayaan masyarakat, di mana pada tahun akademik 2021/2022 penerimaan mahasiswa baru mengalami kenaikan 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Unas akan terus mengembangkan program-program strategis dalam rangka menuju peringkat sepuluh besar universitas swasta terbaik di Indonesia. Untuk itu Universitas Nasional telah mencanangkan program-program strategis pada tahun 2022,” jelas El Amry.
Unas, kata dia, akan membangun klinik bersalin dan pengobatan luka diabetes, yang sekaligus dijadikan sebagai praktikum Fakultas Ilmu Kesehatan di Kampus Pusat Pejaten Unas. Kedua, Unas akan membangun panel listrik tenaga surya, sebagai bentuk dukungan terhadap program penggunaan energi ramah lingkungan dan terbarukan, serta menuju Go Green Campus.
Ketiga, Unas juga akan membangun taman edu park bertaraf internasional, renovasi di beberapa titik kampus guna menciptakan lingkungan kampus yang indah dan nyaman. Unas pun akan menerapkan change management, sebuah proses perubahan strategis yang signifikan dalam manajemen universitas yang dilakukan secara terkontrol dan sistematis.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pembina Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK), Mohammad Noer, menyampaikan refleksi perjalanan Unas ke-72 tahun. Dia mengatakan, seluruh civitas akademika harus tetap berpegang teguh pada semboyan Universitas Nasional, yaitu 'Memajukan Ilmu dan Mengembangkan Kebudayaan'.
“Paradigma pembangunan pendidikan telah memasuki ranah yang makin kompleks dan beragam. Terlebih mengutamakan output dan outcomes yang makin bermutu dan serta mampu beradaptasi dengan kepentingan-kepentingan yang ada dan mampu menjawab tantangan-tantangan yang ada di masyarakat," jelas dia.