REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.
Saat ini Miss World Malaysia Lavanya Sivaji tengah dibully netizen Indonesia. Pasalnya dia mengatakan dirinya bangga memakai batik Malaysia: Tengoklah gaun saye, bati' Malaysia ni !"
Netizen Indonesia kontan tersinggung karena batik buatan Indonesia. Begitu pendapat Netizen Indonesia.
Pada suatu hari di tahun 1968 Wakil Ketua MPRS Subchan ZE masuk ruang sidang diskusi memakai kemeja batik. Begitu prima tampilan Subchan dengan batik yang dikenakannya itu. Subchan sadar audiance mengagumi batiknya. Subchan memulai ceramah dengan kata-kata: "Jangan salah paham, yang saya kenakan batik Tanzania!"
Ooookh hadirin melongo ketika mendengarnya. Tanzania itu berada di Afrika barat, ada batik? Tapi siapa mau bantah informasi Subchan?
Tanzania termasuk dalam Civilization line Malay - Swahili. Yang ada dalam line ini mengenal batik. Batik mengalami kejayaan pada era Road to Samarkand sekitar XIII- XIV M, malah sebelum Chinese Silk Road (jalur sutra China).
Batik itu bahasa Hebrew yang artinya kain pembungkus. Jaman Now orang beradu kaya dengan lomba tas tangan. Semakin mahal kain pembungkus, atau kini tas tangan, makin bergengsilah yang bersangkutan.
Tak dapat diketahui lagi dimana persisnya batik dilahirkan. Di sini pernah populer baju Hawaii di tahun 1950-an. Hawaii coraknya batik.
Condet ada yang artikan codet, bekas luka. Ada yang artikan Ciondet atau kali Ondet. Kalau begitu ondet artinya apa. "Saya juga gak tahu be," kata tukang tebak-tebakan sembari ngeloyor pergi.
Condet adalah jenis ulat yang dapat dijadikan sutera. Condet pernah pusat pengrajin batik sutera. Corak yang terkenal Gringsing Wayang, bayang-bayang partikel. Ampun rubik catatan babe ini kok jadi ingat Nano Techno?
Home industry batik sutera di Condet hancur karena infra strukrur industrinya dihancurkan Belanda pada tahun 1916. Tahun itu terjadi pemberontakan Haji Tong Gendut di Condet. Banyak juga Belanda yang mati.