Sabtu 23 Oct 2021 13:42 WIB

Bisakah Varian Baru Covid-19 Terus Bermunculan?

Kini, varian Delta baru AY.4.2 dilaporkan muncul di beberapa negara.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Kini, varian Delta baru AY.4.2 dilaporkan muncul di beberapa negara.
Foto: Public Domain Pictures
Kini, varian Delta baru AY.4.2 dilaporkan muncul di beberapa negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika negara-negara perlahan pulih dari gelombang varian Delta, pertanyaan terkait kemunculan varian-varian Covid-19 lannya terus ada. Selama virus penyebab pandemi Covid-19 terus menjangkiti manusia, maka varian baru akan terus bermunculan. Namun, bukan berarti varian akan muncul dengan frekuensi yang sama, atau menjadi lebih berbahaya.

Pada pekan lalu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan bahwa keturunan delta yang disebut AY.4.2 mulai berkembang dan meningkat frekuensinya di Inggris. Dalam sebuah pernyataan, Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengatakan, varian AY.4.2 masih sangat langka atau jauh di bawah 0,05 persen dari semua virus yang ada, dengan kurang dari 10 kasus dilaporkan dalam database mereka sejauh ini.

Baca Juga

"Saat ini tidak ada bukti bahwa sub-garis keturunan AY4.2 berdampak pada efektivitas vaksin atau terapi kami," tulis CDC mengutip Fox News, Sabtu (23/10).

Seorang ahli virus di Pennsylvania State University, Andrew Read, mengatakan bahwa virus perlu beradaptasi dengan inangnya untuk menyebar lebih luas. Sementara, CDC mengatakan, varian delta dua kali lipat menular seperti versi virus sebelumnya. Meski demikian, menurut CDC, tidak ada alasan evolusioner untuk virus menjadi lebih mematikan.