REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang umum ditemukan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 280 juta orang di dunia yang mengalami depresi. Pada kasus terburuk, depresi dapat memicu terjadinya bunuh diri.
Depresi dikenal memiliki tiga tingkat keparahan menurut National Health Service. Pada tingkat yang ringan, depresi dapat memiliki beberapa dampak pada kehidupan sehari-hari. Depresi tingkat sedang memiliki dampak yang besar dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada depresi berat, pasien akan kesulitan untuk menghadapi dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Depresi berbeda dengan perasaan sedih atau kedukaan. Pada depresi, pasien cenderung merasa segala sesuatunya kurang berharga dan pasien juga cenderung tidak bersemangat.
Meski merupakan gangguan kejiwaan, gejala depresi tak hanya bermanifestasi pada gejala-gejala yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan atau psikologis saja. Depresi juga dapat memicu terjadinya gejala-gejala fisik dan sosial.
Seperti dilansir di Mirror, beberapa waktu lalu, beberapa gejala psikologis yang berkaitan dengan depresi adalah memiliki suasana hati yang muram terus-menerus, merasa tak memiliki harapan dan tak berdaya, kepercayaan diri rendah, mudah marah kepada orang lain, hingga tak memiliki motivasi atau minat terhadap hal lain.
Gejala sosial yang bisa terjadi pada pasien depresi adalah kesulitan untuk membina hubungan personal dan profesional. Selain itu, pasien depresi juga cenderung menghindari kontak dengan orang lain.
Pada pasien depresi, ada beberapa gejala fisik yang dapat diwaspadai. Sebagian di antaranya adalah bergerak atau bicara lebih lambat dari biasanya, perubahan nafsu makan yang kemudian memicu penurunan atau kenaikan berat badan, sembelit, dan perasaan nyeri yang tak dapat dijelaskan.
Depresi pun dapat memicu beberapa gejala fisik lain. Misalnya, tubuh terasa kurang berenergi, dorongan seksual menurun, perubahan siklus menstruasi, dan gangguan tidur. Gangguan tidur ini bisa berupa kesulitan untuk tertidur pada malam hari atau terbangun pada pagi hari.
Ada beragam jenis terapi yang dapat membantu pasien depresi. Beberapa contohnya adalah terapi perilaku kognitif dan penggunaan obat. Jenis terapi akan ditentukan oleh psikolog atau psikiater sesuai dengan kondisi pasien.