REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penderita kanker pankreas telah meningkat selama dua dekade terakhir. Yang mengejutkan, penyakit yang kerap dijuluki sebagai silent killer itu meningkat secara tidak proporsional pada wanita dewasa dibawah 55 tahun dan wanita muda antara 15 hingga 34 tahun, meskipun ukuran sampelnya kecil.
Jika tren saat ini berlanjut, para ahli mengatakan kanker pankreas di antara wanita berusia 15 hingga 34 tahun akan tumbuh menjadi 400 persen dari yang dialami oleh pria pada usia yang sama pada tahun 2040. Ini merujuk pada studi yang diterbitkan secara daring di Journal of American Medical Association.
Sayangnya, penelitian ini belum bisa menjelaskan alasan ilmiah dibalik temuannya. Namun salah satu peneliti bernama Dr Srinivas Gaddam melihat bahwa dalam beberapa dekade terakhir, wanita memiliki paparan tinggi terhadap faktor risiko kanker.
"Penelitian ini tidak menjawab kenapa, karena studi ini menyoroti fakta bahwa jumlah kasus terus secara tidak proporsional pada wanita," kata Asisten Profesor Kedokteran di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles Dr Srinivas Gaddam.
Untuk mempelajari masalah ini, para peneliti mengumpulkan tingkat kejadian kanker pankreas per 100 ribu orang selama tahun 2.000 hingga 2018 dari Surveillance Epidemiology and End Result (SIER) yang mengumpulkan data dari penderita kanker yang mencakup 37 persen populasi AS. Mereka menemukan 283.817 kasus pada wanita dan pria selama tahun-tahun itu.
Kesulitan dalam mendiagnosis kanker pankreas terletak pada tidak adanya tes skrining yang solid untuk mengidentifikasi kanker lebih awal. Pasien juga tidak memiliki gejala sampai penyakitnya cukup lanjut.
“Meskipun ada kemajuan dalam deteksi dan pengobatan kanker, tingkat kelangsungan hidup lima tahun kanker pankreas telah meningkat dari 3 persen menjadi hanya 10 persen selama beberapa dekade terakhir,” kata Gaddam seperti dikutip dari unitedpressinternational, Selasa (26/10).
Adapun faktor risiko kanker pankreas ada banyak, antara lain riwayat keluarga, obesitas, dan merokok. Disisi lain banyak juga pasien kanker pankreas yang memiliki gejala samar pada awalnya, misalnya ketidaknyamanan perut ringan atau gangguan pencernaan, penurunan berat badan yang drastis dan tidak dapat dijelaskan, atau diagnosis diabetes.
"Jelas tidak semua penyebab diagnosis baru diabetes adalah kanker, atau tidak semua orang yang mengalami penurunan berat badan menderita kanker pankreas. Jadi, kita harus benar-benar berhati-hati tentang itu, tetapi kita mencari gejala sekecil apapun ketika kita berbicara dengan pasien kami," kata Gaddam.
Diabetes yang sudah berlangsung lama dan pankreatitis kronis adalah faktor risiko lainnya. Pada saat kanker terdeteksi, 80 persen pasien tidak lagi memenuhi syarat untuk operasi (satu-satunya cara untuk menyembuhkan kanker). Perawatan lain termasuk kemoterapi dan radiasi.
Karena itulah, Gaddam juga menyerukan penelitian lebih lanjut. "Saya pikir ini menunjukkan tren yang berpotensi mengkhawatirkan. Jadi, butuh lebih banyak penelitian, lebih banyak dana penelitian, lebih banyak wanita yang terlibat untuk penelitian di bidang ini,” kata dia.