Rabu 27 Oct 2021 07:31 WIB

5 Kalimat yang 'Haram' Diucapkan Saat Wawancara Kerja

Saat wawancara kerja, berhati-hatilah dengan kalimat yang diucapkan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Wawancara kerja (ilustrasi). Ada sejumlah kesalahan kecil maupun besar yang kerap dilakukan orang saat wawancara kerja,
Foto: Republika/Prayogi
Wawancara kerja (ilustrasi). Ada sejumlah kesalahan kecil maupun besar yang kerap dilakukan orang saat wawancara kerja,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap pelamar pekerjaan tentu mengharapkan hasil wawancara yang lancar sehingga berhasil lolos seleksi. Sesi wawancara bisa menjadi salah satu faktor penentu sukses atau tidaknya pelamar mendapat pekerjaan yang diidamkan.

Penting untuk memberikan kualifikasi dan pengalaman, tetapi juga perlu berhati-hati dengan kalimat yang dipilih untuk diungkapkan. Berikut beberapa kesalahan kecil maupun besar yang dapat membuat seseorang gagal mendapat pekerjaan setelah tes wawancara, seperti dilansir Huffpost, Selasa (26/10).

Baca Juga

1. Saya mampu melakukan semua pekerjaan

Kalimat ini tidak cukup tepat karena terkesan tidak fokus pada tujuan. Orang menyebut hal tersebut karena mereka mencoba menjual diri dalam wawancara.

"Tetapi ada cara untuk menjual diri sendiri sambil tetap rendah hati dan adil tentang hal itu,” kata Jocelyn S. Lai, kepala global akuisisi bakat di Duolingo.

Kalimat seperti bisa melakukan semua pekerjaan dapat memicu wawancara lanjutan, seperti “Apa peran spesifik Anda (dalam proyek) yang tidak bisa diambil alih oleh orang lain?”. Jadilah lebih rasional dalam menginformasikan keahlian sendiri.

“Kami ingin orang-orang yang tahu bagaimana berkolaborasi dan memberikan penghargaan di tempat yang tepat,” terutama jika mereka melamar menjadi pemimpin atau manajer,” kata Lai.

2. Saya hanya butuh pekerjaan

Banyak orang mencari pekerjaan untuk tujuan keuangan dan stabilitas. Tetapi, mengatakan hal ini secara jelas kepada perekrut akan membuat Anda tampak seperti tertarik pada jenis pekerjaan apa pun, bukan peran spesifik yang dilamar.

"Tidak hanya keputusasaan yang jelas terlihat, tetapi perekrut mungkin percaya bahwa kandidat tidak memiliki minat yang tulus pada perusahaan dan posisinya," kata ahli strategi karier dan penulis resume, Tammeca Riley.

3. Sebetulnya, ini perusahaan apa?

Saat melamar pekerjaan, pelamar seharusnya sudah mengetahui seluk beluk perusahaan tersebut. Jangan sampai muncul pertanyaan dasar tentang perusahaan yang justru akan membuat malu diri sendiri.

Pelamar akan dinilai kurang persiapan. Ana Laura Falcon, ahli strategi karier dengan pengalaman akuisisi bakat, telah mengamati kandidat yang tidak ingat pekerjaan atau jabatan apa yang mereka lamar.

Mereka mengajukan pertanyaan seperti "ini perusahaan apa?" Pewawancara akan menilai bahwa pelamar mungkin tidak benar-benar tahu apa yang mereka cari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement