Jumat 29 Oct 2021 13:35 WIB

Studi Ungkap Penerima Vaksin Bisa Tularkan Varian Delta

Studi menggambarkan bagaimana varian delta yang sangat menular dapat menyebar.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pxhere
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah studi di Inggris mendapati varian virus corona delta dapat menular dengan mudah dari orang yang divaksinasi ke anggota keluarga yang tinggal serumah. Walau demikian,  lebih kecil peluang terinfeksi jika sudah divaksinasi lengkap.

Studi yang dilakukan Imperial College London menggambarkan bagaimana varian delta yang sangat menular dapat menyebar, bahkan dalam populasi yang divaksinasi. 

 

"Dengan melakukan pengambilan sampel berulang dan sering dari kontak kasus Covid-19, kami menemukan bahwa orang yang divaksinasi dapat tertular dan menularkan infeksi di dalam rumah, termasuk ke anggota rumah yang divaksinasi," kata salah satu penulis studi tersebut, Anika Singanayagam, dilansir dari Reuters pada Jumat (29/10).

 

Para peneliti menggarisbawahi bahwa penelitian ini tidak bermaksud melemahkan argumen vaksinasi sebagai cara terbaik untuk mengurangi penyakit serius dari Covid-19. Peneliti juga mengatakan suntikan booster memang diperlukan. 

 

Para peneliti menemukan infeksi pada mereka yang divaksinasi sembuh lebih cepat, tetapi viral load puncak tetap serupa dengan yang tidak divaksinasi. .

 

"Temuan kami memberikan wawasan penting tentang mengapa varian delta terus menyebabkan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi di seluruh dunia, bahkan di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi," ujar Anika.

 

Penelitian ini melibatkan 621 peserta. Hasilnya menemukan bahwa dari 205 kontak rumah tangga orang dengan infeksi delta Covid-19, 38 persen kontak rumah tangga yang tidak divaksinasi dinyatakan positif, dibandingkan dengan 25 persen dari kontak yang divaksinasi. Kontak yang divaksinasi yang dites positif Covid-19 rata-rata telah menerima suntikan mereka lebih lama daripada mereka yang dites negatif.

 

"Ini adalah bukti berkurangnya kekebalan dan mendukung perlunya suntikan booster," ujar Anika. 

 

Ahli epidemiologi Imperial College London Neil Ferguson menyinggung penularan delta menyebabkan Inggris tidak mungkin mencapai kekebalan kelompok untuk waktu yang lama. 

 

"Itu mungkin terjadi dalam beberapa minggu ke depan: jika puncak penularan epidemi saat ini dan kemudian mulai menurun, menurut definisi kita telah mencapai kekebalan kelompok, tetapi itu tidak akan menjadi hal yang permanen," ujar Neil.

 

Neil menekankan kemampuan imunitas manusia akan mengalami penurunan.

 

"Imunitas berkurang seiring waktu, vaksin tidak sempurna, jadi Anda masih mendapatkan penularan, dan itulah mengapa program booster sangat penting," ucap Neil. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement