Jumat 29 Oct 2021 15:56 WIB

Matahari Keluarkan Jenis Suar Paling Kuat

Suar berpotensi mengganggu komunikasi berbasis satelit.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Matahari. ILustrasi
Foto: Dailymail
Matahari. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Suar matahari besar meletus pada Kamis (28/10). Menurut peringatan dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa Amerika Serikat (SWPC) yang melacak perihal cuaca luar angkasa, matahari menembakkan suar surya kelas X1, jenis suar paling kuat, yang memuncak pada 15.35 GMT.

Dilansir dari Space, Jumat (29/10), suar itu menyebabkan pemadaman radio sementara, tetapi kuat, di seluruh sisi Bumi yang diterangi matahari yang berpusat di Amerika Selatan. Pejabat NASA menyebut letusan matahari itu sebagai “suar solar yang signifikan.” Fenomena itu ditangkap dalam video real-time oleh Solar Dynamics Observatory dari badan antariksa.

Baca Juga

Sebuah lontaran massa koronal dari suar, letusan besar partikel bermuatan, bisa mencapai Bumi pada Sabtu (30/10) atau Ahad (31/10), SpaceWeather.com melaporkan. Letusan itu dapat membuat cahaya utara Bumi menjadi super dan berpotensi mengganggu komunikasi berbasis satelit.

“POW! Matahari baru saja menghasilkan suar yang kuat,” tulis pejabat NASA di Twitter di samping foto suar tersebut.

Suar matahari adalah letusan besar radiasi dari matahari yang mengirim partikel bermuatan mengalir keluar dari bintang. Suar diklasifikasikan dalam sistem huruf. Suar kelas X sebagai yang terkuat.

“Kelas X menunjukkan suar yang paling intens. Sementara nomor tersebut memberikan lebih banyak informasi tentang kekuatannya,” jelas pejabat NASA dalam sebuah pernyataan.

“X2 dua kali lebih kuat dari X1, X3 tiga kali lebih intens, dll. Suar yang diklasifikasikan X10 atau lebih kuat dianggap luar biasa intens,” kata dia lagi.

Ketika suar mengarah langsung ke Bumi, suar kelas X yang paling kuat dapat mengganggu komunikasi radio dan satelit, serta meningkatkan tampilan aurora planet. Suar lain yakni suar kelas M atau kelas moderat.

Suar juga dapat disertai dengan letusan besar partikel matahari, yang disebut ejeksi massa koronal. Letusan semacam itu mengirim partikel bermuatan keluar dari matahari dengan kecepatan 1 juta mph (1,6 juta kph) atau lebih. Suar ini biasanya memakan waktu beberapa hari untuk mencapai Bumi.

Suar pada Kamis (28/10) tampaknya juga menimbulkan lontaran massal koronal, kata pejabat SWPC.  Suar tersebut berasal dari bintik matahari yang disebut AR2887 yang saat ini diposisikan di pusat matahari dan menghadap Bumi.

Bintik matahari bertanggung jawab atas dua semburan matahari kelas M moderat pada hari sebelumnya, menurut SpaceWeather.com.

Lontaran massa koronal dari ledakan AR2887 pada Selasa (26/10) dapat memberikan “pukulan sekilas” ke Bumi pada Jumat (30/10), SpaceWeather.com melaporkan.

Bintik matahari aktif baru, yang disebut AR2891, juga baru-baru ini menembakkan suar kelas-M saat berotasi ke arah sisi matahari yang menghadap Bumi. Saat ini sedang berjalan melintasi wajah matahari, seperti yang terlihat dari Bumi, sebuah proses yang akan memakan waktu sekitar dua pekan.

Matahari berada di awal siklus aktivitas matahari saat ini, yang masing-masing berlangsung selama 11 tahun. Siklus saat ini, yang disebut siklus matahari 25, dimulai pada Desember 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement