REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pencegahan paparan radikal bebas bisa dilakukan dengan menggunakan screen protector layar yang mengurangi sinar biru dari ponsel, komputer. Ada pula mode malam untuk meredupkan cahaya. Namun, masih jarang inovasi melindungi langsung kulit wajah.
Untuk itu, mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta membuat nanospray dari ekstrak kulit jeruk nipis untuk antiradiasi sinar biru. Mereka adalah Madda Nur Abidin, Atikah Zukhrufiyah Widodo, Yuliari Suprihatin, Riza Alfiyatun dan Andini Jihan Ningrum.
Madda mengatakan, mereka mengoptimalkan kulit jeruk nipis sebagai pencegahan masuknya radikal bebas jadi sediaan nanospray. Nanospray adalah minyak semprot berteknologi nanometer untuk mengubah air jadi partikel atom beberapa detik.
"Sehingga, nutrisi dan kadar oksigen dalam air bisa masuk ke pori-pori kulit," kata Madda, Jumat (29/10).
Nanospray ekstrak kulit jeruk nipis efektif mencegah radikal bebas kulit karena ada antioksidan tinggi, jadi partikel atom sampai terserap. Atikah menjelaskan, jeruk nipis jadi penurun panas, diare, antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan.
"Kulit jeruk nipis berperan sebagai antioksidan dan dapat diolah untuk mendapat kandungan pektin dan flavonoid," ujar Atikah.
Flavonoid kulit jeruk jadi antioksidan, sebutan untuk zat pelindung tubuh dari serangan radikal bebas antara lain vitamin, polyphenol, karotin dan mineral.
Antioksidan menekan kerusakan sel, membantu menghentikan proses perusakan sel.
Yuliari menerangkan, nanospray kulit jeruk nipis telah diuji di lab. Langkah pertama pembuatan mengekstrak kulit jeruk nipis. Kulit jeruk nipis yang didapat dari produsen jamu dicuci dulu. Timbang kulit jeruk nipis yang telah dipotong.
"Keringkan kulit jeruk nipis menggunakan lemari pengering 1x24 jam. Kulit yang telah kering ditimbang, dihaluskan dan diayak," kata Yuliari.