Ahad 31 Oct 2021 02:50 WIB

FAA Peringatkan Sinyal 5G Bisa Ganggu Sistem Keamanan Kokpit

Rencananya teknologi 5G dijadwalkan meluncur segera awal Desember 2021 ini di AS.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nidia Zuraya
jaringan 5G. ilustrasi
Foto: BBC
jaringan 5G. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Regulator keamanan udara AS sedang bersiap untuk mengeluarkan peringatan kepada pilot dan maskapai penerbangan, tentang potensi gangguan pada sistem keamanan kokpit utama oleh layanan nirkabel 5G baru.

Menurut pejabat pemerintah dan industri penerbangan, rencananya 5G dijadwalkan meluncur segera pada awal Desember 2021 ini. Federal Aviation Administration (FAA) akan melakukan sejumlah tindakan, dan diharapkan itu tidak berpengaruh pada sinyal handphone masyarakat.

Baca Juga

Dilansir Fox Business, Sabtu (30/10), FAA telah menyusun buletin khusus dan mandat yang menyertainya, yang akan mengatur fitur otomatis tertentu yang digunakan oleh pilot untuk membantu menerbangkan dan mendaratkan pesawat yang dapat dipengaruhi oleh menara nirkabel sinyal 5G baru.

Sistem keamanan kokpit biasa digunakan dalam perjalanan udara modern, membantu pesawat mendarat dalam cuaca buruk, mencegah kecelakaan, dan menghindari tabrakan di udara.

Pejabat di Federal Communications Commision (FCC) yang mengatur penggunaan gelombang udara dan industri telekomunikasi, telah berbicara lagi mengenai masalah ini. Mereka mengatakan ada beberapa bukti bahwa jaringan 5G tidak akan mengganggu penerbangan.

FCC dan FAA sedang mendiskusikan masalah ini, dan regulator keselamatan udara pada akhirnya dapat memutuskan untuk mengeluarkan lebih banyak peringatan agar dapat meminimalisir gangguan perjalanan.

Peringatan yang direncanakan FAA adalah bagian dari perselisihan jangka panjang antara industri penerbangan dan telekomunikasi. Ada ketidaksepakatan atas keseriusan potensi risiko keselamatan, berbagi data, dan kualitas penelitian.

Hal itu memicu pemutusan antara upaya untuk melindungi pesawat dengan usaha memperluas jaringan nirkabel terbaru. Seorang juru bicara FCC mengatakan regulator telekomunikasi tetap berkomitmen untuk memastikan keselamatan udara, sambil bergerak maju dengan penyebaran teknologi baru.

Sementara seorang juru bicara FAA mengatakan telah bekerja sama dengan pejabat pemerintah lainnya, sehingga penerbangan dan teknologi seluler 5G generasi terbaru dapat hidup berdampingan dengan aman.

Inti dari perselisihan ini adalah tentang peluncuran 5G di AS. Teknologi 5G menawarkan kecepatan internet 100 kali lebih cepat daripada layanan 4G saat ini, serta berpotensi membuka jalan bagi aplikasi, pendapatan, dan pekerjaan baru.

Untuk menawarkan 5G, perusahaan telekomunikasi membutuhkan lebih banyak ruang di gelombang udara. Lalu spektrum nirkabel seperti tanah, di mana jumlah frekuensi yang tersedia terbatas.

Bentrokan FAA-FCC hanyalah satu dari serangkaian perselisihan antarlembaga pemerintah AS, yang berusaha menyeimbangkan kebutuhan untuk membuat gelombang udara tersedia untuk jaringan yang lebih cepat, sementara juga mengakomodasi pengguna yang ada.

Pakar teknis di industri penerbangan AS khawatir bahwa beberapa frekuensi yang digunakan untuk layanan 5G dapat mengganggu altimeter radar, instrumen yang mengukur jarak antara pesawat dan tanah. Jika pembacaan mereka tak terbaca dalam jarak ratusan kaki, analisis industri penerbangan menyebut itu bisa menyebabkan sistem kontrol penerbangan tertentu tidak berfungsi.

Namun Presiden CTIA (sebuah asosiasi perdagangan yang anggotanya termasuk AT&T Inc., Verizon, dan T-Mobile US Inc.), Meredith Attwell Baker, mengatakan jaringan 5G beroperasi dengan aman tanpa menyebabkan gangguan berbahaya.

Lalu kelompok perdagangan maskapai AS mengatakan bahwa mereka sedang memantau hasil diskusi pemerintah. "Kami menantikan resolusi," kata juru bicara Airlines for America, yang mewakili maskapai besar AS.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement