REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Jakarta Raya, Dr dr Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM, FINASIM, mengimbau masyarakat untuk tidak takut menjalani deteksi dini kanker payudara dengan periksa payudara sendiri (SADARI). Deteksi dini penting agar segera bisa ditangani bila ditemukan kelainan.
"Yang kerap dihadapi justru pasien menghindari SADARI karena merasa takut," kata Cosphiadi dalam webinar kesehatan, Selasa (2/11).
Di sisi lain, masyarakat juga belum terbiasa menjalani pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) yang sama-sama bertujuan menemukan benjolan atau tanda-tanda lain pada payudara sedini mungkin. Dia berharap paradigma soal deteksi dini bisa diubah agar masyarakat lebih sadar pentingnya deteksi dini, bukan menjauhinya. Sebab, 70 persen pasien terdiagnosis kanker payudara baru memeriksakan diri ke dokter ketika sudah dalam stadium lanjut.
Ketika pasien berada dalam stadium lanjut, tingkat keberhasilan penanganan juga semakin kecil dan kualitas hidupnya akan menurun. Semakin cepat kanker dideteksi, kualitas hidup pasien akan semakin baik. Penanganan yang kurang optimal ini berdampak kepada tingginya angka kematian serta rendahnya angka kesintasan.