Rabu 03 Nov 2021 06:56 WIB

Teknologi 5G Butuh Jaminan Keamanan Ruang Siber

Teknologi 5G bisa mengoptimalkan digitalisasi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Jaringan 5G ilustrasi
Foto: BBC
Jaringan 5G ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Huawei Indonesia menegaskan komitmen untuk mendukung kesiapan ekosistem di Indonesia dalam mengoptimalkan pendayagunaan teknologi 5G. Huawei menggelar pelatihan standar keamanan 5G yang diselenggarakan bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Pada pelatihan yang bertajuk 5G security Training and NESAS Best Practices Discussion, Huawei melakukan alih pengetahuan sekaligus membagikan kepakarannya di bidang 5G kepada para peserta. Peserta adalah para perwakilan unit kerja di BSSN yang memiliki kaitan dengan teknologi 5G.

Baca Juga

Cybersecurity and Privacy Protection Officer Huawei Indonesia, Syarbeni, berujar  teknologi 5G menghadirkan keunggulan-keunggulan optimalisasi yang berpotensi meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Namun, selain keunggulan kecepatan, rendahnya latensi, hingga kapabilitas sebagai pemampu hadirnya beragam inovasi layanan nirkabel yang revolusioner, terdapat faktor-faktor fundamental yang berperan kritikal dalam mengoptimalisasi pendayagunaan teknologi 5G.

Faktor tersebut antara lain adalah jaminan keamanan ruang siber. “Saat ini kita tengah masuk ke sebuah peradaban dunia baru di mana semua serba terkoneksi dengan cerdas. Bersamaan dengan beragam peluang baru yang dihadirkan oleh teknologi-teknologi mutakhir seperti 5G, Internet of Things (IoT), kecerdasan artifisial (AI) dan Cloud, hadir pula tantangan-tantangan baru yang harus diantisipasi, seperti munculnya risiko-risiko keamanan,” ujar Syarbeni  melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (2/11).

Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, Syarbeni mengungkapkan bahwa pendekatan sistematis ke seluruh industri dan masyarakat sangat dibutuhkan. “Oleh karena itu, selaras dengan upaya-upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas, para pemangku kepentingan perlu memastikan adanya skema pengukuran keamanan yang terpercaya. Caranya adalah dengan mendorong penggunaan standar keamanan siber seperti NESAS yang dikembangkan bersama oleh GSMA dan 3GPP untuk membangun dunia cerdas terpercaya dan aman secara efektif,” kata dia.

Pada pelatihan standar keamanan 5G ini, para peserta mendapatkan pembekalan seputar pengenalan teknologi 5G, termasuk tren industri, serta faktor-faktor pemacu dan skenario pengaplikasian teknologi. Selain itu disampaikan pula tantangan dan kebutuhan terkait keamanan layanan berbasis teknologi 5G, standarisasi dan solusi keamanan 5G.

Peserta juga berkesempatan untuk melakukan kunjungan dan melihat secara langsung perangkat 5G yang terinstall di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta pada pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement