REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Hari ketiga penyelenggaraan Rakornas (Rapat Koordinasi Nasional) Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) 2021, menghadirkan konferensi internasional bidang informatika dan komputer berlangsung seru dan menarik dengan menghadirkan para pakar yang ahli dibidangnya. Meski penyelenggaraan ini ditayangkan secara online melalui Zoom dan Youtube APTIKOM TV, namun semangat para pemateri dalam kegiatan ICIC The Sixth Internasional Conference On Informatics and Computing (ICIC) 2021, sangat luar biasa dalam menjelaskan materi yang disampikan, yang dilaksanakan secara luring di gedung Universitas Nusa Mandiri (UNM) kampus Margonda, Depok, pada Rabu (3/11).
UNM mendukung penuh kegiatan APTIKOM 2021, dan menjadi suatu kebanggaan tersediri bagi kampus karena dipercaya sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan event Rakornas ini. Sesuai dengan tema yang diusung yakni "Empowering Artifical Intelligence for Accelerating Digital Transformartion in Industrial Revolution 4.0", Prof. DR. Teddy Surya Gunawan yang merupakan salah satu pemateri dari Internasional Islamic University Malaysia, menjelaskan mengenai “Memberdayakan Kecerdasan Buatan untuk Percepatan Transformasi Digital di Revolusi Industri 4.0”.
Ia menjelaskan secara garis besar, beberapa hal penting yang terkait perkembanan teknologi. Seperti Internet of Thing (IoT) dan survei adopsi komersial 2021, kerangka kerja IoT, kemajuan terbaru dalam Artificial Intelligence (AI), contoh aplikasi dan ketangguhan teknologi nasional.
Menurutnya dalam menyusun kerangka IoT, terdiri terdapat beberapa hal penting seperti Things, Connent, Collent, Learn dan yang tidak ketinggalan adalah Do.
“Dalam menyusun kerangka IoT, hal pertama yang harus diperhatikan adalah hal yang berkaitkan dengan sensor, komputer, perangkat lunak, keamanan, pengemasan, arsitektur sebagai ‘Things’ nya. Kedua koneksi (connent) berhubungan dengan pemilihan teknologi komunikasi berdasarkan jumlah data. Seberapa jauh jarak yang dibutuhkan, seberapa besar daya yang anda miliki. Ketiga kolen (collent) yang merupakan cara-cara fundamental untuk mengumpulkan dan menyimpan data dan time series database,” katanya.
Keempat mempelajari terkait dengan algoritma machine learing dengan output regresi, klasifikasi, deteksi anomaly. Terakhir, pekerjaan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas layanan, mengurangi biaya layanan, model bisnis baru, menurunkan biaya konsumsi, produk atau layanan berkualitas lebih tinggi, peningkatan kesehatan.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam Industri 4.0 salah satunya terdapat IoT. Sebagai salah satu contoh adalah turing tes yang dilakukan antara robot dan manusia. Hal ini menandakan bahwa Industri 4.0 telah berkembang secara pesat, hingga diibaratkan posisi manusia dapat juga dilakukan dengan robot.
Berdasarkan dari hasil pemaparan materi seputar IoT dan Industri 4.0, ia menyimpulkan bahwa kedepannya akan ada kenaikan dari sisi IoT yang tentunya tidak lepas dari hasil analisis dan riset yang dilakukan. “Dalam waktu dekat, akan ada peningkatan eksponensial dari IoT dan komputasi, dan ketahanan teknologi nasional adalah sebuah keniscayaan, “ tutup Prof. DR. Teddy Surya Gunawan seperti dalam siaran pers.