REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamur telah digunakan secara luas sepanjang sejarah manusia untuk tujuan kuliner dan pengobatan. Namun, ada beberapa kekhawatiran tentang risiko keracunan atau perubahan otak terkait jamur pada orang hamil.
Banyak orang memiliki persepsi negatif terhadap jamur, terutama jamur psilocybin (ajaib) yang bersifat halusinogen. Pada dasarnya, jamur memiliki banyak manfaat. Jamur yang terpapar radiasi ultraviolet (UV), seperti yang berasal dari sinar matahari atau lampu UV, merupakan sumber vitamin D vegetarian yang berlimpah dan penting.
Vitamin D sangat penting untuk kesuburan dan kehamilan, di mana vitamin D mendukung kesehatan tulang. Vitamin ini dikaitkan dengan penurunan risiko hasil kesehatan yang merugikan selama kehamilan.
Singkatnya, jamur menawarkan banyak manfaat nutrisi dan dapat dikonsumsi dengan aman selama kehamilan. Meskipun jamur umumnya dianggap aman dikonsumsi saat Anda hamil, penting untuk memilih jenis yang paling aman.
1. Jamur kuliner
Jamur kuliner seperti shitake, portobello, tiram, maitake, kastanye, crimini, dan jamur kancing putih, umumnya aman dikonsumsi. Dilansir di laman Healthline pada Kamis (4/11), Sebuah penelitian pada tikus hamil menunjukkan bahwa konsumsi shitake menurunkan kadar trigliserida pada ibu, tanpa menyebabkan perubahan perkembangan pada janin
Studi lain di antara 1.162 wanita hamil menemukan bahwa mengonsumsi 100 gram jamur kancing putih setiap hari dari prakehamilan hingga 20 minggu kehamilan mengurangi tekanan darah tinggi dan risiko mengembangkan diabetes gestational dan preeklampsia
2. Jamur obat
Jamur obat chaga, ekor kalkun, surai singa, reishi, dan cordyceps umumnya juga aman untuk dikonsumsi. Mereka dapat mengurangi kolesterol darah, memiliki sifat anti-ulkus, dan meningkatkan kekebalan pada populasi umum. Namun, penelitian di kalangan orang hamil masih kurang. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang keamanan mereka selama kehamilan.
Jenis jamur yang harus dihindari saat hamil:
1. Jamur ajaib
Jamur ajaib yang mengandung senyawa psikoaktif aktif psilocybin, digunakan untuk efek halusinogen dan mengubah pikiran. Jamur ini telah dilaporkan menyebabkan serangan panik pada beberapa orang, serta halusinasi (melihat, merasakan, atau mendengar sesuatu yang tidak ada). Penting untuk dicatat bahwa penggunaan jamur ajaib hanya berakibat fatal bila dikombinasikan dengan obat lain
Dalam dua dekade terakhir, jamur psilocybin telah menjadi minat studi klinis dan kedokteran psikiatri untuk efek terapeutik potensial mereka . Mereka dapat membantu mengobati kecemasan, depresi, dan gangguan penggunaan zat bila digunakan dalam pengaturan klinis.
Jamur ajaib belum dipelajari selama kehamilan, jadi diperlukan lebih banyak penelitian. Namun, mengingat kemampuan mereka untuk menginduksi halusinasi dan serangan panik, wanita hamil disarankan untuk menghindari jamur ajaib.
2. Jamur liar
Jamur liar juga harus dihindari selama kehamilan. Keracunan jamur paling sering dikaitkan dengan mencari makan. Pengumpul, terutama penjelajah yang tidak berpengalaman, mungkin salah mengidentifikasi jamur tertentu dan secara tidak sengaja mengonsumsi spesies beracun atau psikoaktif.
Sebagian besar kasus keracunan mengakibatkan gejala gastrointestinal yang sering sembuh dalam 24 jam, tetapi dalam beberapa kasus, mengonsumsi jamur beracun memerlukan rawat inap. Melakukannya bahkan dapat menyebabkan kematian karena kandungan amatoxin dari jamur beracun.