Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Rukhan Asrori, S.S.

Inspiratif, Webinar Akbar Mencetak Generasi Emas Ala Rasulullah! Begini Caranya

Eduaksi | Thursday, 04 Nov 2021, 12:17 WIB
Narasumber Bunda Kurnia saat memaparkan materi webinar parenting series DAFI Al Qur'an Science

Retizen Republika.co.id. DAFI Al Qur'an Science yang beralamat di Jalan Putra Bangsa Anggaswangi dan Sarirogo Kabupaten Sidoarjo ini kembali menggelar acara akbar secara virtual dan merupakan program bulanan yang diperuntukkan khusus kepada para wali santri maupun khalayak umum yakni Program Parenting Series pada tanggal 23 Oktober 2021.

Acara ini dibuka oleh dua santri putri yang di dapuk menjadi Master of Ceremony. Mereka merupakan santri dari MA DAFI yakni ananda Queency Felicia kelas XI IPA dan ananda Paxia Qanita kelas XII Soshum. Kemudian ananda Muchammad Ali Wafa yang merupakan santri kelas IX SMP DAFI Sidoarjo ini bertindak sebagai tilawah Al-Qur'an sebelum acara inti dimulai. Selanjutnya Ustadz Dr.Shobikhul Qisom, M.Pd selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darul Fikri Sidoarjo memberikan sambutan yang begitu hangat kepada seluruh wali santri. Beliau menyampaikan sebuah materi yang luar biasa yakni "Amalan Pendatang Rezeki" dimana beliau berbagi ilmu dalam kiat-kiat agar mendapatkan rezeki Allah SWT yang tak terduga.

Ada 14 poin amalan yang bisa menarik rezeki yaitu : Membaca Surah Al Waqi'ah (khususnya di malam hari sewaktu orang tertidur, membaca Surah Al Mulk, Surah Al Muzammil, Al-Lail dan Al-insyirah), Bangun Pagi (Sebelum Subuh), Doa di waktu fajar sebelum sholat subuh, Melakukan shalat Sunnah sebelum subuh, Melakuann shalat witir di rumah, Melakukan shalat Dhuha, Selalu suci, Datang ke Masjid sebelum dikumandangkan adzan, Menegakkan shalat dengan rasa ta'dzim, khusu' dengan menyempurnakan segala rukun, wajib, sunah dan adabnya, Shodaqoh, Melakukan dan membicarakan hal yang bermanfaat, Menulis yang bagus, Muka Berseri dan Tutur Kata manis, Menyapu lantai dan mencuci wadah.

Setelah mendengar kajian singkat dari Ustadz Shobikhul ini diharapkan dapat menyentuh wawasan ilmu bagi para wali santri dalam mendidik putra putrinya ketika saat liburan sekolah tiba nantinya di rumah. Selanjutnya, ratusan wali santri tersebut juga sudah tidak sabar mendengar wawasan parenting yang sangat dinantikan dari Bunda Kurnia. Acara parenting ini langsung dimoderatori oleh Bunda Helda seorang leader KCA (Komunitas Cinta Anak) yang siap memandu acara dengan seorang Narasumber yang begitu luar biasa yakni Bunda Kurnia Widhiatuti.

Bunda Kurnia adalah seorang pakar parenting keluarga muslim nasional yang bertindak untuk membagikan informasi dan wawasan bersama-sama belajar dengan ratusan wali santri dengan tema "Menyiapkan Generasi Emas ala Rasulullah". Beliau menyampaikan bahwa zaman mengalami perubahan terus menerus dengan referensi dari (US Army War College tahun 1987) yang menggambarkan fluktuasi dalam bentuk : Volatility (Berubah-ubah), Uncertainty (Ketidakpastian), Complexity (Terkait Rumit), Ambiguity (Keraguan). Gambaran teori di atas ini bisa sesuai dengan atmosfer yang dialami oleh Darul Fikri Al Qur'an Science dimana pondok pesantren ini bisa menyesuaikan dengan cepat dan bisa segera memberikan tindakan yang solutif bagi para santri agar tetap menjaga kestabilan perilaku mereka dalam memanfaatkan teknologi dan cara mengelolanya. Kata Bunda Kurnia, "Intinya jangan panik ketika anak kita sudah masuk kategori anak teknologi".

"Hal terpenting adalah membangun kerja sama dengan pihak pondok pesantren untuk mengatur, membatasi dan memantau perkembangan anak-anak, dan apabila ada yang mulai menyimpang atau sudah merasakan titik jenuhnya maka diperlukan kesempatan bagi mereka untuk mengenal lingkungan lain yang disukai oleh mereka, tetapi tetap diawasi oleh kita", pungkas Bunda Kurnia. Hal ini dimunculkan karena sebagian besar anak suka diperhatikan oleh guru atau orang tua ketika mereka mengalami sebuah batasan yang proporsional.

Poin selanjutnya yang disampaikan oleh Bunda Kurnia adalah kita sebagai orang tua belajar masuk ke dunia anak kita, seperti main TikTok dan Drama Korea. "Kita harus mempelajari, mengamati dan membuka diri, maka anak-anak kita akan kembali belajar kepada kita", sambung Bunda Kurnia.Di sisi lain, beliau juga menyampaikan bagaimana "Character Building" yang dimiliki oleh sosok pribadi Rahmatan Lil Alamin. Karakter yang dimiliki Rasulullah ini menjadi pondasi dasar pembangunan karakter yang tidak mudah diimplementasikan ke anak-anak kita, tetapi sebagai orang tua harus menjadi sosok penuntun yang sabar. Tak kalah menariknya, Bunda Kurnia menyampaikan "Personal Branding yang dimulai dari rumah". Hal itu diantaranya jujur, amanah, setia, berani dan dermawan. Jadi proses menjadikan anak generasi emas ala Rasulullah itu harus dimulai dari rumah sebagai tempat madrasah pertama pola pendidikan akhlaq. Selain itu, Bunda Kurnia menambahkan adanya sebuah kepercayaan yang dibangun pada anak-anak agar bisa memegang amanah saat dewasa di kehidupan masyarakat. Dan, anak-anak harus dibekali cara berkomunikasi yang baik dan santun agar bisa menjadi sosok komunikator yang bermanfaat. "Anak itu butuh pengalaman bersama orang tua", kata Bunda Kurnia. Ada lima hal berkesan diantaranya : pengalaman spiritual bersama ayah bunda, pengalaman emosional melalui kisah inspiratif, pengalaman intelektual melalui petualangan buku, alam & digital, pengalaman sosial dengan melatih kepedulian pada sesama, dan pengalaman fisik ketika sentuhan ayah bunda menjadi kenangan.

"Harapannya seluruh anak santri DAFI Al Qur'an Science baik yang duduk di bangku SMP dan MA akan menjadi calon generasi emas ala Rasulullah dengan meneladani sifat-sifat Rasulullah serta menjadi generasi yang amanah di masa yang akan datang", pungkas Bunda Kurnia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image