REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memberikan izin otorisasi bersyarat untuk molnupiravir. Molnupiravir merupakan obat antivirus dalam sediaan pil yang dikembangkan oleh Merck.
Molnupiravir ditujukan untuk pasien Covid-19 berusia 18 tahun ke atas dan memiliki setidaknya satu faktor risiko untuk mengalami Covid-19 berat. Beberapa contoh dari faktor risiko tersebut adalah obesitas dan penyakit jantung.
Pada pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang yang memenuhi indikasi tersebut, molnupiravir perlu diminum sebanyak empat pil, dua kali per hari selama lima hari. Molnupiravir dapat membantu meredakan gejala Covid-19 sekaligus mempercepat masa pemulihan.
Penggunaan obat ini diharapkan dapat membantu menurunkan beban kasus Covid-19 di rumah sakit sekaligus memperkecil penyebaran kasus di negara-negara miskin. Kehadiran obat ini juga bisa sangat bermanfaat bagi orang-orang yang tidak bisa merespons vaksinasi dengan baik.
Kehadiran molnupiravir pun turut melengkapi upaya pengendalian pandemi yang membutuhkan dua pendekatan. Pendekatan tersebut adalah pencegahan yang dicapai dengan protokol kesehatan dan vaksinasi serta pengobatan melalui obat-obatan atau terapi medis.
Saat ini, beberapa negara juga sedang meneliti keamanan molnupiravir sebelum mereka mengeluarkan izin penggunaan terhadap obat tersebut. Food and Drug Administration Amerika Serikat, misalnya, telah mengumumkan pada bulan lalu bahwa mereka akan mengumpulkan ahli independen untuk memeriksa keamanan dan efektivitas molnupiravir mulai pengujung November.
Pasokan awal obat molnupiravir masih akan sangat terbatas. Merck selaku produsen mengungkapkan bahwa mereka bisa memproduksi hingga 10 juta course pengobatan sampai akhir tahun nanti. Akan tetapi, sebagian besar pasokan tersebut telah dibeli oleh pemerintah-pemerintah di banyak negara.
Di Inggris, pemerintah telah berhasil mengamankan sebanyak 480 ribu obat molnupiravir. Ribuan warga Inggris yang rentan diperkirakan sudah bisa mendapatkan akses terhadap obat tersebut pada musim dingin tahun ini.
"Hari ini merupakan hari bersejarah bagi negara kami, karena Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengizinkan (obat) antivirus untuk Covid-19 yang bisa diminum di rumah," kata Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid, seperti dilansir AP, Jumat (5/11).
Baca juga : Mengapa Orang Asia Selatan Rentan Kena Covid-19 Parah?