Jumat 05 Nov 2021 21:48 WIB

HCPS Perkembangan dan Aplikasinya dalam Teknologi

Konsep awal HCPS pada tradisional manufaktur, physical system dikendalikan manusia

Profesor Talk, salah satu rangkaian virtual event Rakornas Aptikom 2021, menghadirkan profesor dari berbagai Perguruan Tinggi yang ahli pada bidang keilmuannya masing-masing.
Foto: Universitas Nusa Mandiri
Profesor Talk, salah satu rangkaian virtual event Rakornas Aptikom 2021, menghadirkan profesor dari berbagai Perguruan Tinggi yang ahli pada bidang keilmuannya masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pandemi Covid-19 tak menyurutkan Aptikom (Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer) dalam menyelenggarakan Rakornas (Rapat Koordinasi Nasional) Aptikom 2021. Profesor Talk, salah satu rangkaian virtual event Rakornas Aptikom 2021, menghadirkan profesor dari berbagai Perguruan Tinggi yang ahli pada bidang keilmuannya masing-masing.

Kegiatan yang sudah berlangsung sejak 1 November 2021 ini, berlangsung secara daring melalui Zoom dan Youtube Aptikom Tv dan luring yang berlokasi di Gedung Universitas Nusa Mandiri (UNM) kampus Margonda, Depok, Kamis (4/11).

Baca Juga

Profesor Talk diikuti oleh ratusan pengurus Aptikom se-Indonesia serta dihadiri secara langsung oleh sekretaris jenderal Aptikom Prof. Dr. rer. nat. Achmad Benny Mutiara, rektor Universitas Nusa Mandiri (UNM) Dr. Dwiza Riana, dekan Fakultas Teknologi Informasi Anton, ketua prodi Sains Data Tati Mardiana, di kampus Universitas Nusa Mandiri (UNM) kampus Margonda.

Bertindak sebagai narasumber ketiga, Prof. Dr. Maman Abdurahman selaku direktur Bandung Techno Park Universitas Telkom, Bandung menyampaikan materi secara daring. Dalam paparannya, ia mengatakan tentang Human Cyber Physical System (HCPS). Menurutnya, HCPS merupakan sistem yang menghubungkan physical dengan digital melalui jaringan internet.

“Konsep awal HCPS pada tradisional manufaktur, yaitu physical system dikendalikan oleh manusia. Jadi, manusia yang melakukan control, analysis and decision making hingga sensing,” tutur Prof Maman, Kamis (4/11).

Lanjutnya, Kemudian juga menerima feedback dari physical system dan melakukan learning (pembelajaran) serta cognition (pengartian) hingga kembali ke feedback (umpan balik)nya.

“Pada awalnya, tradisional manufaktur merupakan kondisi antara manusia dengan physical system. Physical system di desain oleh creator yaitu manusia. Creator inilah yang memberikan proses logic ke physical system,” pungkasnya.

Ia mengatakan, sejalan dengan waktu, hal ini berkembang dari tradisional manufaktur ke digital manufaktur yaitu HCPS 1.0. Di sini sudah mulai ada digital part yang disebut cyber system. “Jadi, cyber system menghubungkan antara manusia dengan physical system. Di dalam cyber system proses control, analysis dan decision making hingga sensing mulai dilakukan oleh system,” ujarnya.

Ia menjelaskan, selanjutnya ada HCPS 1.5 untuk digital network manufaktur. Jika tadi tanpa network cloud platform, namun untuk HCPS 1.5 sudah melibatkan cloud platform. “Data-data cyber system, tidak serta-merta berada pada lokasi yang sama dengan manufaktur atau pun dengan operatornya. Sistem ini memungkinkan ada sistem berbasis layanan yang digunakan secara paralel oleh sejumlah pengguna,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, data-data dari digital network manufaktur dikirim ke satu cloud. Kemudian dikirim informasinya ke orang-orang yang ada di sana dan itu bisa meng-cover tidak hanya satu manufaktur, namun beberapa sekaligus berbasis layanan.

“HCPS kemudian berkembang menjadi 2.0 untuk new generation intelligent. Perbedannya dengan 1.5 adalah adanya learning. Jadi, physical system dan cyber systemnya memiliki learning dan cognition,” tukasnya.

Ia menambahkan, jadi peran manusia sudah mulai dimasukkan ke cyber system, seperti tema yang diusung Rakornas Aptikom 2021 itu, yang berkenaan dengan penggunaan kecerdasan artifisial (kecerdasan buatan). Salah satunya yaitu physical dan cyber system.

“Sehingga di sini, untuk cyber system memiliki peran yang lebih dibandingkan dengan HCPS 1.5, sebab sudah memiliki learning dan cognition. Kemudian adanya intelligent control, intelligent decision making, dan intelligent sensing,” terangnya.

Ia menegaskan, hampir semua yang dikerjakan oleh manusia mulai bergeser dikerjakan oleh system, yang dinamakan oleh system cerdas. Physical system tetap sama, karena tetap ada creator yang membuat physical system dan cyber system yang cerdas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement